KOMPAS.com - Supaya ajaran Islam di Nusantara dapat berkembang, para ulama melakukan berbagai strategi dakwah.
Salah satu strategi dakwah penyebaran Islam di Nusantara dilakukan dengan beragam cara. Salah satunya pendidikan.
Lantas, bagaimana cara masuknya Islam melalui jalur pendidikan atau pengajaran?
Baca juga: Strategi Dakwah Penyebaran Islam di Nusantara dalam Bidang Pendidikan
Cara masuknya Islam melalui jalur pendidikan adalah dengan mendirikan sebuah pesantren.
Pesantren pertama di Indonesia adalah Pesantren Sidogiri. Pesantren ini didirikan oleh Sayyid Sulaiman dengan dibantu oleh Kiai Aminullah pada 1718.
Sebelum berdakwah, para tokoh Islam, yaitu Wali Songo, akan lebih dulu mendirikan sebuah bangunan sebagai sarana dakwah. Salah satunya adalah langgar atau masjid.
Umumnya, langgar atau masjid ini didirikan di dekat rumah-rumah yang mereka tinggali. Tujuannya untuk memudahkan para ulama dalam menyebarkan ajaran Islam.
Setelah dakwah mereka diterima masyarakat, dibangunlah sebuah sarana pendidikan berupa pondok pesantren.
Pondok pesantren ini kemudian digunakan untuk menampung warga sekitar atau orang dari berbagai daerah yang ingin belajar ilmu Islam bersama para wali.
Adapun ajaran Islam yang diajarkan di pesantren adalah ilmu aqidah, hadis, fiqih, dan tafsir.
Selain itu, mereka juga diajarkan ilmu ketatanegaraan, ekonomi, pertanian, dan bela diri.
Tujuan pendidikan pesantren ialah untuk menghasilkan pendakwah yang tangguh dan cerdas.
Orang-orang yang belajar di pondok pesantren disebut sebagai santri.
Bagi para santri yang sudah mampu mengajar atau melanjutkan penyebaran ajaran Islam, mereka akan diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing.
Hal ini menjadi salah satu cara agar ajaran Islam terus disebarluaskan.