KOMPAS.com - Kolumbarium adalah sejenis laci tempat menyimpan abu atau tulang-belulang jenazah manusia.
Kata "kolumbarium" berasal dari Bahasa Latin "columba" atau "burung merpati".
Bentuk kolumbarium, sedikit banyak, memang terinspirasi dari rumah peliharaan burung merpati.
Ada banyak kisah alasan ikhwal pentingnya kolumbarium sejak dahulu hingga kini.
Baca juga: Kolumbarium, Pemakaman Vertikal di Pemakaman Bitung Buaran
Dalam informasi pada laman Kompas.com edisi 25 Desember 2019 terdapat catatan bahwa kolumbarium menjadi salah satu alternatif menjawab ide kesulitan pemakaman.
Kesulitan pemakaman berangkat dari biaya mahal maupun makin minimnya lahan pemakaman, terlebih di perkotaan.
Kolumbarium
Kolumbarium lazimnya berukuran 1 meter x 1 meter x 1 meter dengan penutup dari beton.
Pada bagian penutup kolumbarium dicantumkan nama jenazah yang abu atau tulang belulangnya disimpan.
Penyimpanan abu mauoun tulang belulang di kolumbarium memang, salah satunya, merujuk dari kebiasaan umat Buddha yang memiliki tradisi membakar jenazah.
Bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa tradisi membakar jenazah atau kremasi ada sejak 20.000 tahun silam.
Kultur Yunani, misalnya, membawa tradisi kremasi meluas ke Eropa sejak tahun 1.000 Sebelum Masehi (SM).
Kolumbarium untuk menyimpan abu jenazah, sementara itu, acap disebut rumah abu.
Saat ini, ritual pembakaran jenazah diadaptasi juga oleh umat Kristen Protestan maupun umat Kristen Katolik.
Salah satu kolumbarium ada di kawasan Bitung, Kampung Sawah, Kota Bekasi.
Kolumbarium ini masuk dalam pengelolaan Gereja Katolik Santo Servatius, Kampung Sawah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.