Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kolumbarium, Idenya dari Kesulitan Pemakaman

Kompas.com - 06/01/2023, 18:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Kolumbarium adalah sejenis laci tempat menyimpan abu atau tulang-belulang jenazah manusia.

Kata "kolumbarium" berasal dari Bahasa Latin "columba" atau "burung merpati".

Bentuk kolumbarium, sedikit banyak, memang terinspirasi dari rumah peliharaan burung merpati.

Ada banyak kisah alasan ikhwal pentingnya kolumbarium sejak dahulu hingga kini.

Baca juga: Kolumbarium, Pemakaman Vertikal di Pemakaman Bitung Buaran

Dalam informasi pada laman Kompas.com edisi 25 Desember 2019 terdapat catatan bahwa kolumbarium menjadi salah satu alternatif menjawab ide kesulitan pemakaman.

Kesulitan pemakaman berangkat dari biaya mahal maupun makin minimnya lahan pemakaman, terlebih di perkotaan.

Kolumbarium

Markus Sulaeman sedang membersihkan keramik kolumbarium di Pemakaman Bitung Buaran, Pondok Melati, BekasiKOMPAS.com/Tia Astuti Markus Sulaeman sedang membersihkan keramik kolumbarium di Pemakaman Bitung Buaran, Pondok Melati, Bekasi

Kolumbarium lazimnya berukuran 1 meter x 1 meter x 1 meter dengan penutup dari beton.

Pada bagian penutup kolumbarium dicantumkan nama jenazah yang abu atau tulang belulangnya disimpan.

Penyimpanan abu mauoun tulang belulang di kolumbarium memang, salah satunya, merujuk dari kebiasaan umat Buddha yang memiliki tradisi membakar jenazah.

Bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa tradisi membakar jenazah atau kremasi ada sejak 20.000 tahun silam.

Kultur Yunani, misalnya, membawa tradisi kremasi meluas ke Eropa sejak tahun 1.000 Sebelum Masehi (SM).

Kolumbarium untuk menyimpan abu jenazah, sementara itu, acap disebut rumah abu.

Saat ini, ritual pembakaran jenazah diadaptasi juga oleh umat Kristen Protestan maupun umat Kristen Katolik.

Salah satu kolumbarium ada di kawasan Bitung, Kampung Sawah, Kota Bekasi.

Kolumbarium ini masuk dalam pengelolaan Gereja Katolik Santo Servatius, Kampung Sawah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com