Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Bhinneka Tunggal Ika Menjadi Semboyan Bangsa Indonesia?

Kompas.com - 07/12/2022, 22:30 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah Bhinneka Tunggal Ika.

Bhinneka Tunggal Ika diakui sebagai semboyan bangsa Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara.

Peraturan tersebut menyebut bahwa di bawah lambang NKRI, tertulis sebuah semboyan dalam bahasa Jawa Kuno yang berbunyi, "Bhinneka Tunggal Ika".

Apa alasan dari kalimat Bhinneka Tunggal Ika dijadikan sebagai semboyan bangsa Indonesia?

Baca juga: Kapan Garuda Pancasila Diresmikan sebagai Lambang Negara?

Alasan Bhinneka Tunggal Ika dijadikan semboyan NKRI

Salah satu alasan digunakannya kalimat Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara adalah kondisi bangsa Indonesia yang mirip dengan kondisi Kerajaan Majapahit.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno, yang ditemukan dalam Kitab Sutasoma peninggalan Kerajaan Majapahit.

Kitab Sutasoma ditulis oleh Mpu Tantular pada abad ke-14, yang isinya memuat nilai toleransi dalam beragama.

Frasa Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam Kitab Sutasoma pupuh 139 bait 5, berikut bunyinya.

Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen
Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa

Dalam bait tersebut dikatakan bahwa meskipun Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan dua zat yang berbeda tetapi dapat dikenali. Sebab kebenaran Buddha dan Siwa (Hindu) adalah tunggal.

Meski terpecah belah (berbeda) tetapi satu jua, sebab tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Baca juga: Sejarah Lagu Indonesia Raya

Bhinneka Tunggal Ika terdiri dari tiga kata, yang apabila diterjemahkan setiap katanya, bhinneka artinya beraneka ragam, tunggal berarti satu dan ika berarti itu.

Dari situ, frasa Bhinneka Tunggal Ika dapat diartikan berbeda-beda tetapi tetap satu.

Apabila menilik sejarahnya, Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan bercorak Hindu yang menjunjung toleransi beragama.

Adanya toleransi dalam keberagaman membawa pengaruh terhadap kuatnya Kerajaan Majapahit, sehingga mampu mencapai kejayaannya dan berhasil mempersatukan seluruh wilayah Nusantara.

Semangat toleransi inilah yang menginspirasi para pendiri bangsa ketika merumuskan semboyan negara.

Baca juga: Kitab Sutasoma: Pengarang, Isi, dan Bhinneka Tunggal Ika

Siapa yang mengusulkan Bhinneka Tunggal Ika?

Melansir Kompas Skola, semboyan Bhinneka Tunggal Ika diusulkan oleh Muhammad Yamin dalam sidang BPUPKI pertama yang digelar pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945.

Moh Yamin menyebut frasa Bhinneka Tunggal Ika, lalu I Gusti Bagus Sugriwa sontak meneruskan frasa tersebut dengan “Tan hana dharma mangrwa”, seperti yang tertulis dalam Kitab Sutasoma.

Menurut Mohammad Hatta, semboyan Bhinneka Tunggal Ika juga diusulkan oleh Soekarno saat perancangan lambang negara Garuda Pancasila.

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara menyebutkan bahwa lambang negara Republik Indonesia terdiri dari tiga bagian, yakni Burung Garuda, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan yang ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.

Semboyan tersebut tertulis dalam bahasa Jawa Kuno yang berbunyi, "Bhinneka Tunggal Ika".

Baca juga: Siapa Pencipta Lagu Bendera Merah Putih?

Arti dan makna Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia adalah, meskipun bangsa Indonesia memperlihatkan perbedaan atau keberagaman, tidak lantas membuat Indonesia terpecah-pecah.

Keanekaragaman bangsa Indonesia salah satunya dalam hal penduduk yang terdiri dari bermacam suku, bahasa, ras, dan agama.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan pernyataan sikap untuk hidup berdampingan dalam perbedaan dan menjadikan perbedaan sebagai nada-nada untuk menghasilkan harmonisasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Frasa Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara juga dipertegas dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com