Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Andi Azis Menolak Keberadaan APRIS?

Kompas.com - 04/12/2022, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Andi Azis adalah mantan Kapten KNIL (Koninklijk Nederlands Indische Leger) atau Tentara Kerajaan Belanda yang menjabat sebagai Letnan Ajudan Wali Negara Negara Indonesia Timur (NIT).

Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) dan pengakuan Belanda atas kedaulatan Indonesia pada akhir 1949, KNIL diputuskan untuk dibubarkan.

Bekas anggota KNIL yang masih berkeinginan menjadi anggota angkatan perang dapat bergabung dengan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat).

Dengan begitu, APRIS terdiri dari gabungan dua unsur, yakni Tentara Nasional Indonesia (TNI) bentukan Indonesia dan mantan anggota KNIL.

Pada 5 April 1950, terjadi Pemberontakan Andi Azis di Makassar, yang menolak kehadiran pasukan APRIS dari Jawa di wilayahnya.

Padahal, pada 30 Maret 1950, Andi Azis beserta satu kompi anak buahnya mantan anggota KNIL telah resmi diterima masuk APRIS.

Lantas, kenapa Andi Azis menolak masuknya APRIS?

Baca juga: Pemberontakan Andi Azis

Andi Aziz menolak masuknya APRIS ke NIT

Keputusan untuk melebur TNI dan KNIL ke dalam APRIS ternyata mengundang pro dan kontra dari anggota KNIL di beberapa daerah, salah satunya di Makassar, Sulawesi Selatan.

KNIL merupakan bentukan Pemerintah Belanda yang terdiri dari para prajurit bayaran dari Perancis, Jerman, Belgia, Swiss, dan masyarakat pribumi Indonesia.

Anggota KNIL dari golongan pribumi mayoritas berasal dari Ambon, Sulawesi, dan Jawa.

KNIL ditugaskan dalam berbagai macam misi sesuai keinginan Pemerintah Belanda, termasuk digunakan untuk merebut kembali kedaulatan Indonesia dalam peristiwa Agresi Militer Belanda.

Sebagian pasukan KNIL tidak mau bergabung ke dalam APRIS sesuai dengan keputusan KMB karena khawatir diperlakukan secara diskriminatif dan dianggap pengkhianat akibat pernah beradu dengan para TNI pada masa perang revolusi.

Baca juga: Mengapa Sebagian Pasukan KNIL Menolak Bergabung dengan APRIS?

Pada 30 Maret 1950, Andi Aziz bersama pasukan KNIL yang berada di bawah komandonya, menggabungkan diri ke dalam APRIS di hadapan Letnan Kolonel Ahmad Junus Mokoginta, panglima tentara dan teritorium Indonesia Timur.

Andi Aziz diangkat sebagai komandan kompi dengan pangkat kapten.

Saat itu, keadaan Makassar tengah bergejolak karena timbul konflik antara rakyat yang anti federal dengan rakyat pro sistem federal.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com