KOMPAS.com - Pada pertengahan abad ke-17, Kerajaan Banten mengalami konflik internal yang melibatkan Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya, Sultan Haji.
Ketika terjadi konflik internal di Kerajaan Banten, VOC ikut campur dengan memihak Sultan Haji.
Lantas, mengapa VOC memihak Sultan Haji?
Baca juga: Sultan Haji, Raja Kesultanan Banten yang Berkhianat demi Kekuasaan
Latar belakang VOC memihak Sultan Haji pada saat terjadi konflik internal di Kerajaan Banten adalah VOC menginginkan hak monopoli perdagangan di Banten.
Di tengah situasi saat itu, VOC juga melihat bahwa Sultan Haji lebih mudah dihasut dan diajak bekerja sama daripada Sultan Ageng Tirtayasa, yang dikenal sangat anti Belanda.
Konflik paling sengit antara VOC dan Kerajaan Banten memang terjadi saat Banten dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa, yang berkuasa antara 1651-1683.
Kerajaan Banten memiliki letak yang sangat strategis di jalur perdagangan laut dengan pelabuhan yang ramai dikunjungi para pedagang asing.
Selain itu, Kerajaan Banten yang mencapai puncak kejayaan ketika dipimin Sultan Ageng Tirtayasa, memiliki komoditas lada yang sangat laku di pasaran.
VOC khawatir kejayaan Banten akan menyaingi bahkan mematikan pelabuhannya di Batavia.
Terlebih lagi, Sultan Ageng Tirtayasa aktif melancarkan serangan terhadap pendudukan Belanda.
Baca juga: Konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.