Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latar Belakang Perlawanan Demak terhadap Portugis

Kompas.com - 29/11/2022, 13:11 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang berdiri sekitar tahun 1478 M.

Raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Patah yang berkuasa sejak 1478 hingga 1518.

Di bawah pemerintahan Raden Patah, Kerajaan Demak banyak mengalami perkembangan di berbagai bidang, seperti perluasan dan pertahanan kerajaan sekaligus pengembang Islam.

Namun, selain itu, terjadi pula perlawanan Kerajaan Demak terhadap Portugis ketika Raden Patah masih berkuasa.

Lantas, apa latar belakang perlawanan Demak terhadap Portugis?

Baca juga: Raden Patah, Raja Pertama Kerajaan Demak

Demak banyak mengalami kerugian

Latar belakang perlawanan Demak terhadap Portugis disebabkan oleh kerugian yang diterima Kesultanan Demak karena aktivitas perdagangannya dengan para saudagar Muslim di wilayah Malaka terganggu oleh Portugis.

Pada akhir abad ke-15, Portugis tengah mencari kepulauan rempah-rempah karena merupakan komoditas dengan nilai termahal di Eropa.

Portugis memulai pelayarannya pada 1487 yang dipimpin oleh Bartolomeu Dias. Dia mengitari Tanjung Harapan di Afrika dan masuk ke Samudera Hindia.

Setelah itu, pada 1497, pelayaran Vasco da Gama sampai di India, tetapi barang dagangan Portugis mengalami kalah saing dengan barang dagangan dari Asia.

Lebih lanjut, Portugis mengetahui bahwa kepulauan rempah-rempah terletak di Malaka sehingga mereka mulai berlayar ke sana pada April 1511.

Di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque, mereka berlayar dari Goa ke Malaka dengan membawa 1.200 prajurit dan 18 kapal.

Sesampainya di Malaka, pertempuran pun berlangsung sepanjang Juli hingga awal Agustus.

Baca juga: Perjuangan Rakyat Malaka Menghadapi Portugis

Pada saat itu, Malaka tengah menghadapi krisis kepemimpinan, di mana Sultan Mahmud sedang berkonflik dengan putranya, Sultan Ahmad.

Portugis kemudian memanfaatkan kesempatan itu untuk merebut kekuasaan Malaka dan berhasil.

Selama berada di Malaka, Portugis tidak hanya menjadi penghalang Kesultanan Demak.

Mereka juga membuat Kerajaan Demak mengalami kerugian berat karena aktivitas perdagangan mereka dengan para saudagar Muslim terganggu.

Di samping itu, Portugis juga menyebarkan ajaran agama Katolik yang kemudian dianggap sebagai penghalang berkembangnya Islam di Indonesia.

Berbekal kondisi itu, Kesultanan Demak memutuskan untuk menyerang Portugis dengan mengirim armadanya ke Malaka.

Tidak hanya di Malaka, Kesultanan Demak juga melakukan perlawanan terhadap Portugis yang akan mendirikan loji di Sunda Kelapa.

Raden Patah mengirim Pati Unus sebagai pemimpin perlawanan Kesultanan Demak terhadap Portugis.

Serangan pun dilakukan pada 1513 dengan menggunakan kekuatan 100 kapal dan 5.000 pasukan dari Jawa.

Sayangnya, Pati Unus gugur di medan pertempuran dan kepemimpinannya digantikan oleh Fatahillah.

Pada akhirnya, tanggal 22 Juni 1527, Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa yang kemudian mengganti namanya menjadi Jayakarta.

Peristiwa ini yang kemudian menjadi akhir perlawanan Demak terhadap Portugis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com