Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Perang Diponegoro Sering Disebut Perang Jawa?

Kompas.com - 05/10/2022, 08:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Perang Diponegoro berlangsung selama sekitar lima tahun, yakni antara 1825-1830.

Pertempuran ini meletus pada 20 Juli 1825, saat pasukan Belanda datang ke Tegalrejo, Yogyakarta, untuk menangkap Pangeran Diponegoro.

Dalam sejarah, perang yang dipimpin langsung oleh Pangeran Diponegoro ini juga sering disebut sebagai Perang Jawa.

Lantas, mengapa Perang Diponegoro juga disebut sebagai Perang Jawa?

Baca juga: Perang Diponegoro: Penyebab, Strategi, dan Dampaknya

Perang Diponegoro meluas ke berbagai wilayah Jawa

Perang Diponegoro sering disebut dengan Perang Jawa karena peperangan yang bermula dari Yogyakarta meluas hingga ke banyak daerah di Jawa.

Perlawanan Pangeran Diponegoro berkobar disebabkan oleh banyak faktor.

Salah satunya adalah aksi Belanda yang sengaja menanam patok-patok jalan di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro.

Sebelum insiden tersebut, Belanda juga telah melakukan serangkaian aksi yang memicu kemarahan Pangeran Diponegoro.

Misalnya, intervensi Belanda terhadap keraton yang membawa pergeseran adat dan budaya asli Nusantara, serta rakyat dijadikan obyek pemerasan yang membuat hidup mereka semakin menderita.

Baca juga: Sebab Khusus Terjadinya Perang Diponegoro

Melihat penderitaan rakyat akibat kekejaman Belanda, Pangeran Diponegoro menyatakan sikap perang dengan mengganti patok yang dipasang Belanda di atas makam leluhurnya dengan tombak.

Mengetahui aksi Pangeran Diponegoro, pasukan Belanda mendatangi rumahnya di Tegalrejo, Yogyakarta.

Namun, saat itu Pangeran Diponegoro telah melarikan diri dan menyusun strategi perang bersama para pendukungnya.

Tiga minggu setelah penyerbuan Tegalrejo, pasukan Diponegoro menyerang keraton Yogyakarta dan berhasil mendudukinya.

Keberhasilan itu disusul dengan kemenangan di beberapa wilayah. Pergerakan pasukan Pangeran Diponegoro pun meluas ke daerah Banyumas, Kedu, Pekalongan, Semarang, dan Rembang.

Kemudian ke arah timur mencapai Madiun, Magetan, Kediri, dan sekitarnya, hingga disebut mampu menggerakkan kekuatan di seluruh Jawa.

Baca juga: Sebab Umum Terjadinya Perang Diponegoro

Itulah mengapa Perang Diponegoro sering disebut juga sebagai Perang Jawa.

Bahkan, semua kekuatan dari rakyat, bangsawan, dan ulama di Jawa, turut bersatu untuk melawan kekejaman Belanda.

Meski pada akhirnya Pangeran Diponegoro kalah dan peperangan menelan korban tewas hingga 200.00 jiwa penduduk Jawa, Perang Diponegoro menjadi salah satu perlawanan terbesar dan termahal yang harus dihadapi Belanda semasa pendudukannya di Indonesia.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com