Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kenaikan BBM dari Era Soekarno hingga Jokowi

Kompas.com - 07/09/2022, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) belakangan ini tengah menjadi perbincangan publik.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi secara resmi menaikkan harga BBM sebanyak 25 persen hingga 30 persen.

Seperti yang diketahui, harga Pertalite meningkat dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter.

Kemudian, harga Solar bersubsidi naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800. Harga Pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500.

Ternyata, Presiden Jokowi bukan presiden pertama yang menaikkan harga BBM.

Peristiwa kenaikan harga BBM sebenarnya sudah terjadi sejak era Orde Lama, tepatnya pada masa pemerintahan Soekarno.

Sejak masa Orde Lama hingga sekarang, hanya Presiden BJ Habibie yang diketahui tidak pernah menaikkan harga BBM.

Umumnya, yang membuat pemerintah menaikkan harga BBM adalah ada risiko meningkatnya beban Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) jika keputusan menahan harga BBM terus dilakukan. 

Lantas, bagaimana sejarah kenaikan BBM dari era Soekarno hingga Jokowi?

Baca juga: Pengelolaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia

Soekarno

Presiden Soekarno menjabat sejak 18 Agustus 1945 hingga 12 Maret 1967.

Selama berkuasa, Presiden Soekarno sudah beberapa kali menaikkan harga BBM bersubsidi.

Berdasarkan sejumlah data yang ada, Soekarno menaikkan harga BBM sebanyak dua kali, yaitu pada 1965 dan 1966.

Kenaikan harga BBM pertama terjadi pada 22 November 1965, ketika harga BBM premium menjadi Rp 0,3 dan solar Rp 0,2.

Tiga bulan setelahnya, pada 3 Januari 1966, harga BBM premium naik menjadi Rp 1,00 dan solar Rp 0,80.

Kemudian, pada 27 Januari 1966, harga BBM premium diturunkan menjadi Rp 0,5 dan solar menjadi Rp 0,4.

Baca juga: Jenis-jenis BBM

Soeharto

Soeharto adalah presiden yang paling lama menjabat, yakni selama 32 tahun.

Selama menjabat sebagai presiden sejak 12 Maret 1967 hingga 21 Mei 1998, Presiden Soeharto diketahui sekitar 21 kali menaikkan harga BBM bersubsidi.

Berdasarkan data yang ada, Presiden Soeharto memang tidak selalu menaikkan harga BBM secara serentak, melainkan untuk satu, dua, atau tiga jenis BBM bersubsidi.

Berikut ini perkembangan harga BBM era Soeharto pada Orde Baru:

Tanggal Harga Premium Harga Solar
3 Agustus 1967 Rp 4 Rp 3,5
25 April 1968 Rp 16 Rp 12,5
1 Juni 1970 Rp 25 Rp 12,5
1 April 1972 Rp 35 Rp 14
1 April 1973 Rp 41 Rp 16
22 April 1974 Rp 46 Rp 19
1 April 1975 Rp 57 Rp 22
1 April 1976 Rp 70 Rp 25
5 April 1979 Rp 100 Rp 35
2 Mei 1979 Rp 100 Rp 35
1 Mei 1980 Rp 150 Rp 52,5
4 Januari 1982 Rp 240 Rp 85
7 Januari 1983 Rp 320 Rp 145
12 Januari 1984 Rp 350 Rp 220
1 April 1985 Rp 385 Rp 242
10 Juli 1986 Rp 385 Rp 200
24 Mei 1990 Rp 450 Rp 245
11 Juli 1991 Rp 550 Rp 300
8 Januari 1993 Rp 700 Rp 380
5 Mei 1998 Rp 1.200 Rp 600
16 Mei 1998 Rp 1.000 Rp 550
21 Mei 1998 Rp 1.000 Rp 550

Baca juga: Biografi BJ Habibie, Bapak Teknologi Indonesia

BJ Habibie

Setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya pada 21 Mei 1998, kedudukannya diganti oleh sang wakil presiden, BJ Habibie.

Namun, masa jabatan Habibie sebagai presiden terbilang sangat singkat, yaitu sejak 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999.

Ketika BJ Habibie memimpin, harga BBM bersubsidi masih sama dengan harga terakhir pada masa pemerintah Soeharto.

Dengan demikian, selama menjabat sebagai presiden, BJ Habibie tidak pernah melakukan kenaikan atau penyesuaian harga BBM bersubsidi.

Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur menjabat sebagai presiden sejak 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001.

Selama sekitar dua tahun menjabat, Gus Dur tercatat sudah enam kali melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi.

Berikut ini perkembangan harga BBM bersubdisi pada masa pemerintahan Presiden Gus Dur:

Tanggal Harga Premium Harga Solar
1 Oktober 2000 Rp 1.150 Rp 600
1 April 2001 Rp 1.150 Rp 990
1 Mei 2001 Rp 1.150 Rp 1.150
1 Juni 2001 Rp 1.150 Rp 1.285
16 Juni 2001 Rp 1.450 Rp 900
1 Juli 2001 Rp 1.450 Rp 1.250
23 Juli 2001 Rp 1.450 Rp 1.250

Baca juga: Biografi Abdurrahman Wahid atau Gus Dur

Megawati Soekarnoputri

Presiden Megawati Soekarnoputri menjabat sejak 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004.

Selama memimpin, Presiden Megawati tercatat sudah 19 kali melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi.

Berikut ini data perkembangan harga BBM bersubsidi di bawah kepemimpinan Presiden Megawati:

Tanggal Harga Premium Harga Solar
1 Agustus 2001 Rp 1.450 Rp 1.190
1 September 2001 Rp 1.450 Rp 955
1 Oktober 2001 Rp 1.450 Rp 1.000
1 November 2001 Rp 1.450 Rp 945
1 Desember 2001 Rp 1.450 Rp 900
1 Januari 2002 Rp 1.450 Rp 900
17 Januari 2002 Rp 1.550 Rp 1.150
1 Maret 2002 Rp 1.550 Rp 1.150
1 April 2002 Rp 1.600 Rp 1.250
3 Mei 2002 Rp 1.750 Rp 1.400
1 Juli 2002 Rp 1.750 Rp 1.350
1 Agustus 2002 Rp 1.735 Rp 1.325
1 September 2002 Rp 1.690 Rp 1.360
1 Oktober 2002 Rp 1.750 Rp 1.440
1 November 2002 Rp 1.750 Rp 1.550
1 Desember 2002 Rp 1.750 Rp 1.550
2 Januari 2003 Rp 1.810 Rp 1.890
21 Januari 2003 Rp 1.810 Rp 1.650
20 Oktober 2004 Rp 1.810 Rp 1.650

Baca juga: Kebijakan Megawati Soekarnoputri pada Masa Reformasi

Susilo Bambang Yudhoyono

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat selama dua periode atau 10 tahun, yakni sejak 20 Oktober hingga 20 Oktober 2014.

Selama memimpin, Presiden SBY diketahui sudah melalukan perubahan harga BBM bersubsidi sebanyak delapan kali.

Berikut data perubahannya:

Tanggal Harga Premium Harga Solar
1 November 2004 Rp 1.810 Rp 1.650
2 Maret 2005 Rp 2.400 Rp 2.100
1 Oktober 2005 Rp 4.500 Rp 4.300
24 Mei 2008 Rp 6.000 Rp 5.500
1 Desember 2008 Rp 5.500 Rp 5.500
15 Desember 2008 Rp 5.000 Rp 4.800
15 Januari 2009 Rp 4.500 Rp 4.500
22 Juni 2013 Rp 6.500 Rp 5.500
20 Oktober 2014 Rp 6.500 Rp 5.500

Joko Widodo

Presiden Indonesia yang juga menjabat selama dua periode adalah Joko Widodo, yaitu terhitung sejak 20 Oktober 2014 sampai saat ini.

Selama memimpin negara Indonesia, Presiden Jokowi terhitung sudah delapan kali melakukan perubahan harga BBM, sebagai berikut:

Tanggal Harga Premium Harga Solar
18 November 2014 Rp 8.500 Rp 7.500
Januari 2015 Rp 7.600 Rp 7.250
Januari 2015 Rp 6.600 Rp 6.400
Maret 2015 Rp 7.300 Rp 6.900
5 Januari 2016 Rp 6.600 Rp 6.400

 

Tanggal Harga Pertalite Harga Pertamax Harga Solar
20 Januari 2018 Rp 7.600 Rp 10.400 Rp 9.800
24 Maret 2018 Rp 7.800 Rp 10.400 Rp 9.800
September 2022 Rp 10.000 Rp 14.500 Rp 6.800

 

Referensi:

  • Salim, Zamroni. Bawono Kumoro dan Komaidi Notonegoro. The Habibie Center, Kebijakan Subsidi BBM dan Pembangunan Energi Berkelanjutan. Jakarta: The Habibie Center Building.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com