Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Tuan Saribu Raja dan Siboru Pareme

Kompas.com - 18/08/2022, 12:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Legenda Tuan Saribu Raja Dan Siboru Pareme merupakan sebuah kisah yang terkenal di masyarakat Batak.

Adapun legenda ini mengisahkan awal mula turunnya marga-marga masyarakat Batak di Sumatera Utara.

Tuan Saribu Raja dan Siboru Pareme merupakan saudara sedarah yang menjalin hubungan hingga mengakibatkan kehamilan.

Baca juga: Legenda Tengger, Pengorbanan Anak Roro Anteng dan Joko Seger

Akibatnya, mereka dibuang ke hutan secara terpisah. Siboru Pareme kemudian melahirkan anak laki-laki yang bernama Si Raja Lontung.

Si Raja Lontung lantas menikah dan memiliki anak yang kemudian menurunkan marga-marga di Batak.

Kisah Siburo Pareme

Dalam mitologi Batak dipercaya adanya Si Raja Batak yang memiliki dua orang keturunan, yakni Guru Tatea Bulan dan Raja Sumba (Isumbaon).

Selanjutnya, Guru Tatea Bulan memiliki keturunan yang terdiri dari lima orang anak laki-laki dan empat perempuan.

Adapun lima anak laki-lakinya adalah Raja Biak-Biak, Tuan Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja, dan Malau Raja.

Sementara itu, empat anak perempuannya adalah Soboru Pareme, Soboru Paromas, Siboru Biding, dan Nan Tinjo.

Perkawinan sedarah

Setelah anak-anak itu dewasa, mereka menjalin hubungan sedarah karena masih langkanya manusia.

Selain itu, mereka juga hidup terisolasi sehingga terjalinlah hubungan asmara antara saudara kandung tersebut.

Incest atau perkawinan sedarah terjalin antara Tuan Saribu Raja dengan Siboru Pareme.

Setelah itu, Siboru Pareme mengandung dan menjadikan aib dalam keluarga.

Dalam mitologi Batak, perbuatan tersebut merupakan hal yang tabu dan terancam hukuman mati.

Saudara Tuan Saribu Raja dan Siboru Pareme sangat marah dan berniat untuk menghukum pasangan itu.

Namun, mereka semua tidak tega untuk membunuh saudaranya sendiri.

Mereka kemudian memutuskan membuang Tuan Saribu Raja dan Siboru Pareme ke hutan secara terpisah.

Siboru Pareme dibuang oleh saudara-saudaranya ke hutan di atas Sabulan.

Daerah tersebut merupakan sarang harimau, saudara-saudara Siboru Pareme menganggap bahwa ia akan mati kelaparan atau dimakan harimau.

Hidup di hutan

Siboru Pareme akhirnya dibuang ke hutan dalam keadaan hamil tua dan kesepian, ia kemudian dikejutkan dengan kedatangan harimau.

Ternyata harimau tersebut memberi isyarat untuk meminta tolong kepada Siboru Pareme.

Ada tulang yang tertancap di rahang harimau tesebut. Siboru Pareme kmudian menolongnya dengan mengambil tulang tersebut dan membuangnya.

Kemudian, harimau tersebut menjadi jinak kepada Siboru Pareme karena sudah menolongnya.

Setelah itu, harimau tersebut selalu membawakan daging buruan sebagai bahan makanan untuk Siboru Pareme.

Persahabatan Siboru Pareme dengan harimau itu terus berlanjut hingga ia melahirkan seorang putra yang diberi nama Si Raja Lontung.

Baca juga: Legenda Putri Hijau, Perang Dua Kerajaan Sumatera Utara

Menikah dengan ibunya

Siboru Pareme kemudian merawat anaknya, Si Raja Lontung, hingga ia beranjak dewasa.

Suatu saat, Si Raja Lontung yang sudah dewasa berkeinginan untuk menikah dan mengutarakan kepada ibunya, Siboru Pareme.

Mendengar hal tersebut, Siboru Pareme merasa sedih karena ia yakin tak akan menemukan wanita untuk dinikahi anaknya.

Kemudian, Siboru Pareme memberikan saran kepada Si Raja Lontung untuk membawa cincinnya dan menyuruh sang anak pergi ke tepian yang jauh.

Siboru Pareme mengatakan, sang anak akan menemukan wanita untuk dinikahi di sana.

Adapun wanita tersebut sangatlah mirip dengan sang ibu hingga hampir tidak bisa dibedakan.

Si Raja Lontung kemudian menuruti saran dari ibunya dan pergi ke tepian jauh.

Tanpa disadari, Siboru Pareme mengambil jalan pintas untuk mendahului anaknya.

Akhirnya, Si Raja Lontung sampai di tepian jauh dan menemukan seorang wanita yang sangat mirip dengan ibunya.

Si Raja Lontung kemudian menhampiri wanita tersebut dan menikahinya. Tanpa disadari oleh Si Raja Lontung, wanita tersebut adalah ibunya sendiri.

Akhirnya, Si Raja Lontung dan ibunya menikah dan hidup bahagia hingga melahirkan keturunan.

Adapun mereka mendapatkan keturunan enam anak laki-laki dan dua anak perempuan.

Anak laki-laki mereka adalah Sinaga Raja, Pandiangan, Nainggolan, Simatupang, Aritonang, dan Siregar.

Sementara itu, dua anak perempuan mereka adalah Siboru Amak Pandan dan Siboru Panggabean.

Ketujuh putra Si Raja Lontung dan Siboru Pareme kemudian menurunkan marga-marga Batak masih ada hingga saat ini.

 

Referensi:

  • J.C. Vergouwen. (2004). Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Yogyakarta: LKiS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Pura Kahyangan Tiga di Bali

Sejarah Pura Kahyangan Tiga di Bali

Stori
Sejarah Koperasi di Dunia

Sejarah Koperasi di Dunia

Stori
Sejarah Senam di Dunia

Sejarah Senam di Dunia

Stori
Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Stori
Kisah Perjuangan RA Kartini

Kisah Perjuangan RA Kartini

Stori
Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Stori
Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com