KOMPAS.com - Tanjung Harapan atau Cape of Good Hope adalah sebuah tanjung berbatu di Afrika Selatan, yang berjarak sekitar 50 kilometer dari Cape Town.
Penemuan Tanjung Harapan oleh pelaut Portugis, Bartolomeu Dias, menjadi peristiwa penting yang menentukan dalam sejarah kolonialisme dan imperialisme.
Saat ditemukan oleh Bartholomeu Dias pada 1488, wilayah ini awalnya diberi nama Tanjung Badai atau Cape of Storms.
Namun, Raja John II dari Portugal kemudian mengubah namanya menjadi Tanjung Harapan atau Cape of Good Hope.
Lantas, mengapa Raja Portugal mengganti nama Tanjung Badai menjadi Tanjung Harapan?
Baca juga: Sejarah Penemuan Tanjung Harapan
Sejarah penemuan Tanjung Harapan diawali dari penjelajahan Bartholomeu Dias pada akhir abad ke-15.
Bartholomeu Dias adalah seorang ksatria istana Kerajaan Portugal yang dikenal ahli berlayar.
Pada 10 Oktober 1486, ia ditunjuk oleh Raja John II dari Portugal sebagai kepala ekspedisi untuk menemukan rute perdagangan laut dari Eropa ke Asia.
Bartholomeu Dias bertolak dari Lisbon pada Agustus 1487 dengan tiga kapal, dan menyusuri pantai barat Afrika.
Pada Desember 1487, armada Bartholomeu Dias mencapai wilayah selatan Afrika, kemudian mengitari Tanjung Harapan dan terus melanjutkan perjalanannya ke arah timur.
Namun, setelah berlabuh di Kwaaihoek, dekat muara Sungai Bushman, pada 12 Maret 1488, para awak menolak untuk melanjutkan perjalanan.
Alhasil, Bartholomeu Dias terpaksa membawa armadanya berbalik arah untuk pulang ke Portugal.
Baca juga: Bartolomeu Dias, Penjelajah Portugis yang Menemukan Tanjung Harapan
Dalam perjalanan pulang inilah Bartholomeu Dias menemukan sebuah tanjung yang kini dikenal dengan nama Tanjung Harapan pada Mei 1488.
Oleh Bartholomeu Dias, tanjung yang ia temukan diberi nama Tanjung Badai atau Cape of Storms.
Hal ini karena tanjung tersebut merupakan tempat bertemunya Samudra Atlantik dan Hindia, yang membuat angin serta arusnya berbahaya dan menyebabkan banyak kapal karam.
Bartholomeu Dias menjadi orang Eropa pertama yang berhasil mencapai Afrika Selatan.
Penemuan Tanjung Harapan juga menjadi tonggak penting bagi Portugis yang mencoba menemukan rute perdagangan laut dari Eropa ke Asia.
Tidak lama setelah ditemukan Bartholomeu Dias, Raja John II dari Portugal mengganti nama Tanjung Badai menjadi Tanjung Harapan atau Cape of Good Hope.
Baca juga: Penjelajahan Samudra oleh Portugis: Latar Belakang dan Kronologi
Raja Portugal mengganti nama Tanjung Badai menjadi Tanjung Harapan karena dua alasan utama.
Alasan pertama adalah untuk menghilangkan kesan menakutkan sehingga dapat menarik lebih banyak pelaut melewatinya.
Selain itu, penemuan Tanjung Harapan telah membuka rute laut dari Eropa ke Asia, dan menjadi pembuka kontak hubungan antara Eropa dengan Afrika dan Timur Jauh.
Hal itu membawa harapan besar bagi bangsa Portugis, yang dikenal sebagai pelopor penjelajahan samudra, untuk menjelajah belahan dunia Timur.
Selama dua abad setelah ditemukan Bartholomeu Dias, para pelaut Portugis membangun pemukiman nelayan di sepanjang pantai Tanjung Harapan.
Tanjung Harapan juga menjadi pelabuhan dan titik penting bagi para pelaut yang melakukan perjalanan dari Eropa ke Asia selama berabad-abad, tepatnya hingga dibukanya Terusan Suez pada abad ke-19.
Referensi: