Asal-usul Simalungun

Rakyat Kerajaan Tanah Djawo mengungsi hingga sampai di Tanah Sihili Misir yang dikenal dengan Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba, Sumatra Utara.

Di sanalah mereka menetap dan memulai kehidupan baru dengan membuka ladang dan memulai bercocok tanam.

Setelah sekian lama, kehidupan mereka di Pulau Samosir mulai tertata dan makmur. Bahkan ada yang sampai memiliki cucu.

Suatu ketika sebagian orang dari Tanah Djawo sangat rindu dengan kampung halamannya di Kampung Nagur.

Namun, sebagian lagi merasa tidak ingin kembali ke Kampung Nagur karena kehidupannya di Pulau Samosir sudah makmur.

Akhirnya, sebagian orang yang rindu Kampung Nagur kembali. Setelah berhari-hari melakukan perjalanan sampailah mereka di kampung halamannya dahulu.

Betapa terkejut rakyat yang kembali ke Kampung Nagur melihat kondisinya. Mereka teringat akan peristiwa yang menimpa kampung halamannya dahulu.

Rumah-rumah mereka sudah tak ada, hanya tumbuhan semak-semak belukar dan pepohonan yang tumuh subur.

Salah satu dari mereka kemudian berkata, "Sima-sima nalungun".

Sejak saat itulah Kampung Nagur berubah nama menjadi Sima-sima nalungun yang memiliki makna daerah sunyi dan sepi.

Seiring berjalannya waktu, nama Sima-sima Nalungun kemudian berubah menjadi Simalungun yang dikenal hingga saat ini.

Simalungun saat ini menjadi sebuah kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Sumatra Utara.

Referensi:

• Purba, Kenan. (1995). Sejarah Simalungun. Jakarta: Bina Budaya.