KOMPAS.com - Simalungun merupakan salah satu kabupaten di Sumatra Utara.
Jauh sebelum menjadi wilayah sendiri, Simalungun diyakini merupakan Kampung Nagur yang berdiri sebuah kerajaan suku Batak.
Dahulu kala di wilayah Kampung Nagur, Sumatra Utara terdapat sebuah kerajaan kecil suku Batak bernama Kerajaan Tanah Djawo.
Kerajaan Tanah Djawo ini bermarga Sinaga dan dipimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana.
Dalam melaksanakan pemerintahannya, raja didampingi sejumlah hulubalang yang tangguh dan setia kepada kerajaan.
Sementara itu, di luar wilayah Nagur terdapat dua kerajaan dari suku Batak yang berbeda marga.
Kerajaan pertama adalah Kerajaan Silou yang bermarga Purba Tambak, satunya lagi adalah Kerajaan Raya yang bermarga Saragih Garingging.
Meski berlainan marga, Kerajaan Tanah Djawo, Silou, dan Raya menjalin hubungan politik dan persahabatan.
Ketiga negara tersebut hidup dalam kemakmuran dan rakyatnya hidup rukun.
Suatu ketika, terdengar kabar bahwa Kerajaan Majapahit dari Jawa akan datang menyerang Kerajaan Tanah Djawo.
Mendengar kabar tersebut, Raja Tanah Djawo meminta bantuan kepada Kerajaan Silou dan Kerajaan Raya.
Berkat bantuan Kerajaan Silou dan Kerajaan Raya, Kerajaan Majapahit tidak mampu menaklukkan Kerajaan Tanah Djawo.
Selain itu, Kerajaan Silou yang diserang oleh Kerajaan Aceh juga mendapat bantuan dari Tanah Djawo dan Raya. Akibatnya, Aceh gagal menaklukkan Kerajaan Silou.
Suatu ketika ketiga kerajaan tersebut diserang oleh pasukan yang tak dikenal. Meski telah saling membantu, Tanah Djawo, Silou, dan Raya akhirnya takluk.
Serangan tersebut juga memaksa rakyat dari ketiga kerajaan menyelamatkan diri dengan mengungsi.