Pasalnya, pedagang-pedagang kaya pada masa kolonial memberi pengaruh yang cukup besar dalam masyarakat, bahkan pada pemerintah kerajaan.
Bentuk hormat masyarakat kepada wong dagang juga akan semakin bertambah apabila pedagang-pedagang tersebut masih merupakan keturunan bangsawan.
Golongan wong cilik disebut juga sebagai golongan petani dan kuli.
Salah satu ciri usaha tradisional di Jawa adalah kondisi sosial ekonomi golongan ekonomi lemah atau wong cilik.
Artinya, mereka bukan berasal dari kalangan priayi atau bangsawan, melainkan hanya rakyat biasa yang umumnya bekerja sebagai petani.
Selain petani, tukang dan pedagang usaha kecil juga termasuk dalam golongan wong cilik.
Meskipun bukan kaum terpandang, golongan wong cilik berperan penting dalam mendongkrak perekonomian pada masa kolonial.
Wong cilik lah yang memproduksi bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta untuk diperdagangkan.
Referensi: