Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kelas Masyarakat Jawa pada Masa Kolonial Menurut Koentjaraningrat

Kompas.com - 11/08/2022, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pada masa kolonial, ada kelas sosial yang berlaku di masyarakat Jawa. Ada golongan bangsawan dan ada golongan rendahan. 

Kelas ini tak muncul dengan sendirinya, melainkan konstruksi dari adat dan keyakinan, yang kemudian dilanggengkan oleh pemerintah kolonial yang berkuasa waktu itu.

Menurut pendapat antropolog Koentjaraningrat, ada empat lapisan sosial masyarakat Jawa pada masa kolonial, sebagai berikut:

Baca juga: Gerakan Sosial Melawan Kolonial Belanda

Ndara (bangsawan)

Golongan ndara adalah orang-orang yang dianggap sebagai golongan tertinggi dibanding tiga lapisan sosial lainnya, karena berasal dari kaum bangsawan.

Status mereka juga masih terbagi lagi berdasarkan pangkat dan gelar sesuai dengan derajat kekerabatannya dengan di dalam keluarga kerajaan.

Dengan kata lain, dalam tradisi Jawa, yang dapat digolongkan sebagai kaum bangsawan (ndara-ndara) adalah para keturunan raja hingga derajat keempat atau kelima.

Baca juga: Priayi, Bangsawan Jawa

Priayi (birokrat)

Priayi adalah mereka yang berasal dari kalangan pegawai dan kaum intelektual Jawa.

Selain itu, priayi juga termasuk golongan orang-orang yang menjabat sebagai petinggi pemerintahan.

Di era 1900-an, golongan priayi termasuk dalam golngan elite, yaitu orang-orang yang membawahi rakyat biasa, memimpin, mempengaruhi, dan mengatur masyarakat.

Golongan priayi masih terbagi lagi ke dalam dua kategori, yaitu priayi tinggi (keturunan ningrat) dan priayi rendah (priayi sekolahan).

Konon, kata priayi berasal dari dua kata Jawa, yaitu para dan yayi, yang artinya para adik.

Namun, ada versi lain yang menyebutkan bahwa priayi juga berasal dari bahasa Sansekerta, priya, yang berarti kekasih.

Beberapa gelar priayi yang umumnya digunakan oleh para bangsawan Jawa adalah Raden Mas, Raden Ayu, Raden Ajeng, Tumenggung, Raden, Raden Ngaten, Raden Roro, dan Mas.

Baca juga: Gelar Keturunan Bangsawan Jawa dan Artinya

Wong dagang

Selanjutnya adalah kelompok wong dagang atau pedagang.

Meskipun secara strata wong dagang masih di bawah golongan bangsawan dan priayi, kelompok ini tetap menjadi golongan yang dipandang biasa oleh masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua dan Wakil Ketua PPKI

Ketua dan Wakil Ketua PPKI

Stori
Perlawanan Jerman terhadap Hitler

Perlawanan Jerman terhadap Hitler

Stori
Kenapa Keibodan Dibubarkan Jepang?

Kenapa Keibodan Dibubarkan Jepang?

Stori
Peralatan Manusia Purba pada Zaman Paleolitikum

Peralatan Manusia Purba pada Zaman Paleolitikum

Stori
Perbedaan Tiga Serangkai dan Empat Serangkai

Perbedaan Tiga Serangkai dan Empat Serangkai

Stori
Mengapa Hanya Lima Nabi yang Mendapat Gelar Ulul Azmi?

Mengapa Hanya Lima Nabi yang Mendapat Gelar Ulul Azmi?

Stori
Sejarah Nuzulul Quran

Sejarah Nuzulul Quran

Stori
Watangan Matah dalam Pertunjukan Calonarang di Bali

Watangan Matah dalam Pertunjukan Calonarang di Bali

Stori
Kenapa Semarang Disebut Kota Atlas?

Kenapa Semarang Disebut Kota Atlas?

Stori
Kisah Pangeran Diponegoro Ditangkap dan Diasingkan Belanda

Kisah Pangeran Diponegoro Ditangkap dan Diasingkan Belanda

Stori
Motif Utama Jepang dalam Menginvasi Indonesia

Motif Utama Jepang dalam Menginvasi Indonesia

Stori
Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-7

Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-7

Stori
Perbedaan Masjid Al-Aqsa dan Dome of The Rock

Perbedaan Masjid Al-Aqsa dan Dome of The Rock

Stori
Sejarah Selat Muria yang Menghilang pada Abad ke-17

Sejarah Selat Muria yang Menghilang pada Abad ke-17

Stori
Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-13

Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-13

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com