Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Syaikh Muhammad Amin Al Husaini dan Perannya untuk Indonesia

Kompas.com - 08/08/2022, 17:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Membentuk aliansi dengan Blok Poros

Di Lebanon, Syaikh Muhammad Amin Al Husaini tinggal di sebuah desa di bawah lindungan Perancis selama dua tahun.

Menjelang akhir 1939, ia mundur ke Irak setelah hubungannya dengan otoritas Perancis memburuk.

Setelah itu, Amin Al Husaini memilih membentuk aliansi dengan Blok Poros (Nazi Jerman dan Italia), yang diklaim mendukung beberapa agendanya.

Agenda yang dimaksud adalah tekait Pan-Arabisme (bangsa-bangsa Arab harus bersatu) dan penolakan tehadap pembentukan rumah nasional bagi umat Yahudi di Palestina.

Sementara itu, pihak Blok Poros dapat menggunakan pengaruh Amin Al Husaini untuk menggalang dukungan dari dunia Arab.

Caranya adalah, Amin Al Husaini mendukung Pemerintah Jerman dan Italia dalam menyiarkan propaganda pro-Poros dan anti-Inggris serta anti-Yahudi melalui siaran radio ke negara-negara Arab.

Baca juga: Partai Nazi: Berdirinya, Kepemimpinan Adolf Hitler, dan Pembubaran

Amin Al Husaini juga merekrut pemuda Muslim untuk ditugaskan dalam militer Jerman.

Ketika rezim Nazi runtuh bersamaan dengan berakhirnya Perang Dunia II pada 1945, Amin Al Husaini ditahan oleh otoritas Perancis.

Banyak yang menyebut Syaikh Muhammad Amin Al Husaini sebagai "antek Hitler" dan sedikit banyak terlibat dalam peristiwa Holocaust yang menewaskan jutaan Yahudi.

Namun, ia berhasil melarikan diri pada 1946 ke Mesir dan mengabdikan sisa hidupnya untuk mendukung nasionalisme Palestina serta menentang pendudukan Israel di Palestina.

Syaikh Muhammad Amin Al Husaini meninggal pada 4 Juli 1974 di Beirut, Lebanon, dan dimakamkan di sana.

Baca juga: Palestina Mengakui Kemerdekaan Indonesia

Mendukung kemerdekaan Indonesia

Syaikh Muhammad Amin Al Husaini menyuarakan dukungan kemerdekaan Indonesia sejak jauh sebelum proklamasi dikumandangkan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945.

Ketika aktif melakukan propaganda melalui radio berbahasa Arab di Jerman, tepatnya pada 6 September 1944, Syaikh Muhammad Amin Al Husaini memberi selamat kepada Indonesia.

Pernyataan itu menjadikan Palestina sebagai salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto.

Momentum yang mendasari dukungan Palestina tersebut adalah pernyatan janji Perdana Menteri Jepang Koiso pada 6 September 1944.

Dukungan Syaikh Muhammad Amin Al Husaini pun banyak memengaruhi negara-negara di Timur Tengah untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com