Kekalahan itu membuat Belanda marah. Mereka kemudian mengirimkan pasukan yang lebih besar di bawah kepemimpinan Cornelis Spellman untuk menyerang Kerajaan Gowa dan membunuh Sultan Hasanuddin.
Pertempuran sengit pun terjadi dan berlangsung selama berbulan-bulan hingga akhirnya Kerajaan Gowa menyerah kalah.
Sultan Hasanuddin pun terpaksa menandatangani Perjanjian Bongaya dengan VOC Belanda pada 18 November 1667.
Lantaran merasa dirugikan dengan isi Perjanjian Bongaya, Sultan Hasanuddin kembali memimpin pasukannya untuk menyerang Belanda pada 12 April 1668.
Namun, pasukan Belanda terlalu kuat sehingga akhirnya Benteng Sombaopu yang merupakan pertahanan terakhir Kerajaan Gowa berhasil diduduki.
Kendati semakin terdesak, Sultan Hasanuddin tetap tidak mau tunduk pada Belanda dan terus melakukan perlawanan secara sporadis.
Sang Ayam Jantan dari Timur terus melawan Belanda hingga akhirnya mundur dari takhta.
Sultan Hasanuddin wafat pada 12 Juni 1670 dan dimakamkan di Katangka, Kabupaten Gowa. Dia kemudian mendapatkan gelar Pahlawan Nasional dari Pemerintah Indonesia melalui Keppres No 087/TK/1973 tanggal 6 November 1973.
Referensi: