Krisis Moneter Asia dimulai di Thailand pada 2 Juli 1997, setelah nilai mata uang baht Thailand mengalami depresiasi atau jatuh. Selain itu, utang luar negeri Thailand juga membengkak.
Segera setelah itu, hal sama juga dialami oleh negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara.
Baca juga: Een Eereschuld, Utang yang Harus Dibayar
Krisis terparah dialami oleh Korea Selatan, Indonesia, dan Thailand, diikuti oleh Hong Kong, Laos, Malaysia, serta Filipina.
Sedangkan perekonomian Brunei Darussalam, China daratan, Singapura, Vietnam, Jepang, dan Taiwan, juga terganggu, tetapi tidak terlalu parah.
Rasio utang luar negeri terhadap PDB naik dari 100 persen menjadi 167 persen, bahkan melampaui 180 persen pada masa krisis terparah.
Krisis moneter sangat merusak nilai mata uang, pasar saham, dan harga aset lainnya di banyak negara Asia Timur dan Tenggara.
Selain berimbas pada kehidupan ekonomi, krisis moneter juga berdampak pada kehidupan politik negara.
Di Indonesia, Presiden Soeharto yang telah memimpin selama 32 tahun akhirnya lengser. Hal sama dialami Perdana Menteri Jenderal Thailand, Yongchaiyudh, yang mengundurkan diri akibat krisis moneter.
Baca juga: Alasan Soeharto Dapat Memimpin Selama 32 Tahun
Krisis moneter 1997 yang menimpa Asia juga memicu sentimen terhadap Barat, terutama George Soros, yang merupakan investor sekaligus spekulan andal keturunan Hungaria-Amerika, yang dianggap sebagai pemicu krisis.
Dampak krisis moneter 1997 tidak hanya menimpa negara-negara Asia. Pasalnya, investor asing menjadi ragu untuk menanamkan modal atau meminjamkan uangnya ke negara-negara berkembang di seluruh dunia.
Selain itu, harga minyak dunia juga turun, yang mengakibatkan beberapa perusahaan minyak terpaksa melakukan merger atau penggabungan perusahaan.
International Monetary Fund (IMF) adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk membuat dan menjaga sistem moneter internasional.
Ketika terjadi Krisis Moneter Asia 1997, IMF mengeluarkan beberapa paket bailout (dana talangan) untuk negara-negara yang paling parah terkena dampaknya.
Baca juga: Sejarah Terbentuknya International Monetary Fund (IMF)
Misalnya dana talangan sekitar 20 miliar dollar AS ke Thailand, 40 miliar dollar AS ke Indonesia, dan 59 miliar dollar AS ke Korea Selatan, agar negara tidak bangkrut.
Negara-negara yang menerima paket juga diminta untuk mengurangi pengeluaran pemerintahan, membiarkan lembaga keuangan yang bangkrut tutup, dan menaikkan suku bunga.
Antara 1998-1999, terjadi pemulihan dari krisis yang berlangsung sangat cepat dan kekhawatiran dari dunia pun mereda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.