Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahbub Djunaidi, Pendekar Pena dan Ketua Umum Pertama PMII

Kompas.com - 30/06/2022, 17:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Oleh sebab itu, Mahbub Djunaidi kerap dipercaya untuk memimpin sebuah organisasi yang terbilang cukup besar dan pamor.

Puncak karier Mahbub Djunaidi yaitu ketika ia menjabat sebagai Wakil Sekjen Nahdlatul Ulama (NU), Wakil Ketua I PBNU periode 1970-1979 dan 1984-1989, serta mewakili NU menjadi anggota DPR-GR/MPRS.

Baca juga: Lambertus Nicodemus Palar: Peran, Kiprah, dan Karier Politik

Pada sekitar Pemilu 1977, ia sering memenuhi undangan mahasiswa untuk memberikan ceramah, diskusi, dan menyampaikan makalah.

Namun, akibat kegiatan itu, Mahbub Djunaidi sempat ditahan oleh pihak berwajid selama satu tahun tanpa kejelasan dan tidak pernah melalui proses pengadilan.

Sejak penahan itu pula, kondisi kesehatannya mulai memburuk hingga masuk rumah sakit dengan status masih sebagai tahanan.

Kiprah di bidang sastra dan jurnalistik

Selain aktif dalam bidang politik, Mahbub Djunaidi juga dikenal sebagai jurnalis dan sastrawan.

Minatnya dalam bidang sastra sudah muncul sejak muda. Ketika duduk di bangku SMP, Mahbub sudah kerap menulis sajak dan cerita-cerita pendek.

Tulisannya saat itu berhasil dimuat dalam majalah kumpulan cerita pendek dan membuat kagum HB Jassin, sang legendaris Paus Sastra Indonesia.

Baca juga: HB Jassin, Paus Sastra Indonesia

Pada 1948, tulisannya juga sempat dimuat dalam majalah anak-anak bertajuk Sahabat, yang diterbitkan oleh Balai Pustaka.

Lalu, saat duduk di bangku SMA, syair Mahbub Djunaidi masuk dalam majalah Pemuda Masyarakat dan Siasat pada 1958.

Mahbub Djunaidi memiliki gaya tulisan khas, yaitu sangat ringan tetapi memuat kritik tajam terhadap persoalan serius yang dituangkan secara satire.

Ia juga berani menyuarakan kebenaran dan membela wong cilik. Oleh karena itu, selain dijuluki sebagai Pendekar Pena, Mahbub Djunaidi juga disebut sebagai "Si burung parkit di kandang macan".

Minatnya di dunia sastra membuahkan hasil luar biasa, di mana ia pernah meraih penghargaan DKJ untuk novelnya yang berjudul Dari Hari ke Hari. 

Novel tersebut pertama kali diterbitkan oleh Balai Pustaka pada 1975, dan diterbitkan kembali oleh Penerbit Pustaka Jaya pada 1976.

Baca juga: Ruhana Kuddus, Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia

Mahbub juga pernah memimpin sejumlah media masa, dan menulis serta menerjemahkan puluhan buku.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua dan Wakil Ketua PPKI

Ketua dan Wakil Ketua PPKI

Stori
Perlawanan Jerman terhadap Hitler

Perlawanan Jerman terhadap Hitler

Stori
Kenapa Keibodan Dibubarkan Jepang?

Kenapa Keibodan Dibubarkan Jepang?

Stori
Peralatan Manusia Purba pada Zaman Paleolitikum

Peralatan Manusia Purba pada Zaman Paleolitikum

Stori
Perbedaan Tiga Serangkai dan Empat Serangkai

Perbedaan Tiga Serangkai dan Empat Serangkai

Stori
Mengapa Hanya Lima Nabi yang Mendapat Gelar Ulul Azmi?

Mengapa Hanya Lima Nabi yang Mendapat Gelar Ulul Azmi?

Stori
Sejarah Nuzulul Quran

Sejarah Nuzulul Quran

Stori
Watangan Matah dalam Pertunjukan Calonarang di Bali

Watangan Matah dalam Pertunjukan Calonarang di Bali

Stori
Kenapa Semarang Disebut Kota Atlas?

Kenapa Semarang Disebut Kota Atlas?

Stori
Kisah Pangeran Diponegoro Ditangkap dan Diasingkan Belanda

Kisah Pangeran Diponegoro Ditangkap dan Diasingkan Belanda

Stori
Motif Utama Jepang dalam Menginvasi Indonesia

Motif Utama Jepang dalam Menginvasi Indonesia

Stori
Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-7

Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-7

Stori
Perbedaan Masjid Al-Aqsa dan Dome of The Rock

Perbedaan Masjid Al-Aqsa dan Dome of The Rock

Stori
Sejarah Selat Muria yang Menghilang pada Abad ke-17

Sejarah Selat Muria yang Menghilang pada Abad ke-17

Stori
Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-13

Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-13

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com