Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Candi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman?

Kompas.com - 28/06/2022, 17:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Candi Borobudur adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang terletak di Magelang, Jawa Tengah.

Dengan ketinggian mencapai 35 meter dengan luas 15.000 meter persegi, Candi Borobudur merupakan monumen Buddha terbesar di dunia.

Candi Borobudur dibangun untuk tempat suci umat Buddha sekaligus sebagai tempat ziarah yang menuntun manusia dari nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.

Kendati demikian, terkait asal-usulnya, ada yang menyebutkan bahwa Candi Borobudur merupakan warisan Nabi Sulaiman.

Lantas, apa benar Candi Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman?

Baca juga: Candi Borobudur: Sejarah, Relief, dan Mitos Kunto Bimo

Teori yang berkaitan

Teori yang menyatakan Candi Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman menuai banyak pro dan kontra.

Salah satu tokoh yang mendukung pendapat bahwa Candi Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman adalah matematikawan dan pedakwah Islam, KH Fahmi Basya.

Bahkan ada sejumlah bukti yang dijabarkan dan dijadikan alasan di balik teori Candi Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman.

Berikut ini teori-teori yang mendukung pernyataan tersebut.

Patung yang dibuat jin

Dalam kisah Nabi Sulaiman, ada Tamatsil, yaitu patung atau relief yang dibangun oleh jin.

Konon, patung dan relief ini masih ada sampai sekarang dan bisa dilihat di dinding Candi Borobudur.

Berdasarkan cerita, patung itu belum tuntas diselesaikan yang disebut Unfinished Solomon, yang kisahnya tertuang dalam Al Quran surat Saba ayat 14.

Baca juga: Siapakah Arsitek Candi Borobudur?

Relief Nabi Sulaiman berbicara dengan hewan

Teori kedua dilatarbelakangi oleh kisah bahwa Nabi Sulaiman diberi mukjizat untuk bisa berbicara dengan burung.

Konon, reliefnya ada pada Candi Borobudur dan juga terkandung dalam Al Quran surat An-Naml ayat 20-22.

Relief tabut

Ada pula relief di Candi Borobudur yang menggambarkan tabut atau peti yang berisi warisan Nabi Daud kepada Nabi Sulaiman.

Berdasarkan dari kabar yang terdengar, di dalam tabut tersebut ada Kitab Zabur, Taurat, dan Tongkat Nabi Musa.

Uniknya, tabut tersebut dijaga oleh orang yang sama seperti yang ada dalam Al Quran surat Al-Baqarah.

Baca juga: Relief Candi Borobudur: Susunan dan Maknanya

Ada lempengan emas bergambar

Disebut bahwa pada Candi Borobudur terdapat gambaran yang identik dengan simbol-simbol Islam.

Misalnya, pada bangunan Candi Borobudur ada lempengan emas bergambar, yang diyakini merupakan warisan dari Nabi Sulaiman.

Lalu, Nabi Sulaiman menyuruh jin untuk menduplikat gambar tersebut ke dinding baru Candi Borobudur supaya tidak hilang.

Kisah Ratu Saba

Selanjutnya ada kisah yang menyebutkan tentang Ratu Saba dan rakyatnya yang menyebah matahari dan bersujud kepada sesama manusia. Saba berarti berkumpul atau tempat berkumpul.

Candi Ratu Boko pun dipercaya menjadi tempat berkumpulnya para manusia saat itu, yang letaknya sekitar 36 kilometer dari Borobudur.

Konon, ada satu stupa tertinggal di Keraton Boko yang menyebabkan ada satu tempat di Borobudur yang kosong tidak ada stupanya.

Hal itu mendorong argumen bahwa Borobudur dipindahkan dari Boko pada zaman Nabi Sulaiman dengan kekuatan super dan ada bantuan jin.

Baca juga: Kitab Manasara Silpasastra, Pedoman Membangun Candi

Tamatsil belum selesai

Konon, tamatsil pada Candi Borobudur masih belum selesai karena jin menghentikan pekerjaannya setelah Nabi Sulaiman meninggal dunia.

Setelah selesai, jadilah tamatsil atau relief berbentuk singa, padahal pada masa itu singa masih belum dikenal di Nusantara.

Benarkah Candi Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman?

Beberapa tokoh percaya bahwa teori-teori ini mendukung pendapat bahwa Candi Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman, salah satunya Fahmi Basya.

Namun, tidak sedikit budayawan yang dengan tegas menyatakan bahwa Candi Borobudur bukan peninggalan Nabi Sulaiman.

Hal ini karena teori tersebut berlawanan dengan apa yang selama ini sudah jadi pendapat intelektual yang dipakai rujukan pengetahuan sejarah, bahwa Candi Borobudur adalah peninggalan Dinasti Syailendra pada masa Kerajaan Mataram Kuno.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Candi Borobudur

Terlebih lagi, teori-teori tersebut disampaikan berdasarkan keyakinan agama, sedangkan arkeolog dan sejarawan melihat berdasarkan fakta dan temuan yang sudah teruji secara keilmuwan.

Bahkan, Candi Borobudur sudah dijadikan sebagai obyek penelitian oleh para ahli, baik dari dalam maupun luar negeri, dan belum ada satu pun yang pernah menyebutkan bahwa Candi Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman.

Candi Borobudur juga dibangun dengan tujuan sebagai bukti kejayaan dan kehormatan Kerajaan Mataram Kuno.

Sejarawan Belanda, J. G Casparis, juga mengemukakan bahwa Candi Borobudur pada hakikatnya menggambarkan tentang filsafat agama Buddha.

 

Referensi:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com