"Yang termasyur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya."
Baca juga: Kerajaan Tarumanegara: Raja-raja, Puncak Kejayaan, dan Peninggalan
Prasasti Kebon Kopi ditemukan di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor, oleh seorang pemilik perkebunan kopi, Jonathan Rigg, pada 1863.
Terdapat dua Prasasti Kebon Kopi, yang dinamai Prasasti Kebon Kopi I dan Prasasti Kebon Kopi II.
Prasati Kebon Kopi I disebut juga sebagai Prasasti Tapak Gajah, karena pada permukaannya terdapat pahatan tapak kaki gajah.
Prasasti Kebon Kopi I adalah prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang berisi tentang gajah yang ditunggangi oleh Raja Purnawarman.
Sementara Prasasti Kebon Kopi II disebut juga sebagai Prasasti Pasir Muara atau Prasasti Rakryan Juru Pengambat.
Isi Prasasti Kebon Kopi II adalah tulisan dalam aksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno yang berbunyi, "Batu peringatan ini adalah ucapan Rakryan Juru Pengambat pada tahun 458 Saka (932 Masehi), bahwa tatanan pemerintah dikembalikan kepada kekuasaan Raja Sunda."
Baca juga: Prasasti Kebon Kopi I dan II
Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang menceritakan penggalian Sungai Gomati adalah Prasasti Tugu.
Prasasti Tugu ditemukan di daerah Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, dan merupakan prasasti terpanjang yang pernah dibuat oleh Raja Purnawarman.
Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang yang isinya berupa pernyataan letak ibu kota Kerajaan Tarumanegara.
Selain itu, isi Prasasti Tugu menerangkan penggalian Sungai Cabdrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggaliran sungai yang bernama Gomati sepanjang 11-12 kilometer oleh Purnawarman.
Penggalian ini dimaksudkan untuk menghindari bencana alam berupa banjir dan kekeringan yang terjadi di musim kemarau.
Baca juga: Prasasti Tugu: Letak, Isi, dan Maknanya
Prasasti Cidanghiang atau Prasasti Lebak ditemukan di Lebak, pinggir Sungai Cidanghiang, Pandeglang, Banten.
Keberadaan Prasasti Cidanghiang pertama kali diketahui atas laporan kepala Dinas Purbakala Toebagoes Roesjan pada 1947.
Isi Prasasti Cidanghiang adalah pujian kepada Purnawarman sebagai panji seluruh raja, keberanian, keagungan, dan keperwiraan yang sesungguhnya dari seluruh raja dunia.