Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Henk Sneevliet, Pembawa Komunisme ke Indonesia

Kompas.com - 14/05/2022, 06:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Henk Sneevliet merupakan tokoh komunis asal Belanda yang aktif dalam gerakan komunisme di Hindia Belanda.

Di Belanda, ia aktif dalam perlawanan terhadap pendudukan Jerman atas Belanda pada Perang Dunia II.

Pada tahun 1912, Sneevliet tinggal di Hindia Belanda dan ikut mendirikan Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) yang menjadi cikal bakal PKI tahun 1914.

Ia merupakan tokoh yang membawa pengaruh komunisme di Indonesia.

Baca juga: Sjam Kamaruzaman, Intel Militer yang Disusupkan ke PKI?

Siapa itu Henk Sneevliet

Henk Sneevliet memiliki nama lengkap Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet.

Ia lahir di Rotterdam pada 13 Mei 1883 dan dibesarkan di 's-Hertogenbosch, Belanda. Sneevliet merupakan anak dari Anthonie Sneevliet dan Henrica JW van Macklenbergh.

Setelah menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1900, ia pindah ke Zutphen dan bekerja di perusahaan kereta api.

Kemudian pada tahun 1906, Henk Sneevliet bergabung dan aktif ke dalam Sociaal Democratische Arbeiders Partij (SDAP-Partai Buruh Sosial Demokrat) di Belanda.

Selain aktif di SDAP, Henk Sneevliet juga bergabung ke dalam serikat buruh kereta api di Belanda.

Henk Sneevliet juga tergabung aktif dalam serikat buruh Belanda dan pada tahun 1911 ia menjadi ketuanya.

Selama menjadi aktivis komunisme di Belanda, Henk Sneevliet terkenal radikal, buktinya adalah ia terlibat dalam mogok masal pelaut Internasional tahun 1911.

Sikapnya yang radikal membuat Henk Sneevliet terasing dan beberapa anggota SDAP menentangnya.

Baca juga: Kebijakan Belanda di Indonesia pada Abad ke-20

Pindah ke Hindia Belanda

Setelah terasing di organisasi SDAP di Belanda, Henk Sneevliet kemudian pindah ke Hindia Belanda pada tahun 1912.

Selama di Hindia Belanda, Henk Sneevliet terlibat dalam mendirikan Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) di Surabaya pada Mei 1914. ISDV inilah kemudian menjadi cikal bakal Partai Komunis Indonesia.

Henk Sneevliet juga tergabung ke dalam serikat buruh kereta api atau Vereeniging Voor Spoor-en Tramwegpersoneel (VSTP) di Surabaya.

Berkat pengalamannya di Belanda, Sneevliet kemudian mengubah sekirat buruh kereta api yang masih moderat ke arah lebih modern dan agresif.

Aktivitas Sneevliet bersama gerakan komunisme di Indonesia membuat pemerintah kolonial Belanda gelisah.

Baca juga: Gerakan Sosial Melawan Kolonial Belanda

Hal itu disebabkan oleh perlawanan ISDV yang melakukan agutasi terhadap rezim kolonial Belanda dan elit Indonesia yang mendapatkan hak-hak khusus.

Bahkan pada tahun 1917, Sneevliet bersama dengan gerakan komunisnya mendapat dukungan dari masyarakat Indonesia dan sebagian tentara Belanda.

Akibatnya, Henk Sneevliet kemudian dipaksa meninggalkan Indonesia pada tahun 1918.

Bekerja di Komunis Internasional (Komintern)

Meski telah diusir dari Indonesia dan kembali ke Belanda, Sneevliet sibuk dalam gerakan buruk dan terlibat dalam pemogokan transportasi 1920.

Pada tahun yang sama, ia hadir dalam kongres kedua Komintren di Moskow sebagai wakil dari Indonesia.

Baca juga: Bulgaria Volga, Negara Islam Tertua di Daratan Rusia

Kehadiran Sneevliet membuat pemimpin Uni Soviet, Joseph Lenin terkesan dan mengutusnya untuk membantu Komunisme di Tiongkok.

Selain itu, Sneevliet masih mengikuti perkembangan gerakan komunisme di Indonesia.

Salah satunya adalah solidaritasnya terhadap pemberontakan komunisme Indonesia terhadap pemerintahan kolonial Belanda.

Aksi solidaritas Sneevliet tersebut kemudian membawanya kepada hukuman penjara lima bulan pada tahun 1933.

Baca juga: Tokoh Belanda yang Bersimpati terhadap Penderitaan Bangsa Indonesia

Meninggal dunia

Setelah lama bekerja untuk Komintern, Sneevliet kemudian mendirikan Revolutionair Socialistische Partij (RSP) pada tahun 1929.

Bersama partai barunya, Sneevliet memusatkan aksinya pada permasalahan nasional dan berhasil mengorganisasi gerakan kaum pengangguran, aksi-aksi mogok, dan perjuangan melawan bangkitnya fasisme.

Namun, situasi yang memburuk membuat Sneevliet membubarkan partainya karena sangat merugikan pada Mei 1940.

Setelah beberapa bulan, Sneevliet mendirikan kelompok perlawanan terhadap pendudukan Jerman di Belanda.

Baca juga: Gestapo, Polisi Rahasia Nazi Jerman

Sneevliet bersama dengan Willem Dolleman dan Ab Menist membentuk kelompok Front Marx-Lenin-Luxemburg (Front MLL).

Kelompok tersebut secara masih melakukan aksi perlawanan terhadap pendudukan Nazi Jerman di Belanda dalam bentuk propaganda pada 1941.

Perlawanannya itu kemudian membawanya pada orang yang diburu oleh tentara Nazi Jerman.

Sneevliet beserta para para tokoh-tokoh Front MLL akhirnya ditangkap oleh tentara Nazi Jerman pada April 1942.

Para tokoh Front MLL dan Sneevliet kemudian dihukum mati pada 12 April 1942.

 

Referensi:

  • Wieringga, Saskia Eleonora. (2010). Penghancuran Gerakan Perempuan, Politik Seksual di Indonesia Pasca Kejatuhan PKI. Yogyakarta: Penerbit Galang Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com