KOMPAS.com - Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam ketiga yang memimpin setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Bani Abbasiyah didirikan oleh keturunan dari paman Nabi Muhammad, yaitu Abbas bin Abdul-Muththalib, yang berkuasa selama lima abad (750-1258).
Selama lima abad kepemimpinannya, Daulah Abbasiyah melahirkan banyak tokoh Muslim yang ikut memajukan dunia Islam.
Beberapa di antaranya adalah tokoh cendekiawan Islam di bidang kedokteran.
Lantas, siapa saja ulama kedokteran pada masa Daulah Abbasiyah beserta karyanya?
Baca juga: Latar Belakang Berdirinya Dinasti Abbasiyah
Ibnu Sina adalah seorang filsuf dan ilmuwan di bidang kedokteran yang lahir di Persia pada tahun 980.
Atas kontribusi besarnya di bidang kedokteran, Ibnu Sina mendapat julukan sebagai Bapak Pengobatan Modern dan Mahaguru Kedokteran.
Karya Ibnu Sina yang paling dikenal masyarakat adalah Qanun fi Thib, yang merupakan kitab pengobatan yang dijadikan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Qanun fi Thib atau The Canon of Medicine sudah terjemahkan ke dalam 15 bahasa dunia.
Sebagai dokter yang jenius, Ibnu Sina merupakan dokter pertama yang memperkenalkan eksperimen dan hitungan cermat dalam berbagai jenis penyakit menular.
Selain itu, ia juga dokter pertama yang memperkenalkan teknik karantina sebagai upaya membatasi penularan virus.
Baca juga: Al-Qanun Fi At-Tibb, Kitab Pengobatan Karya Ibnu Sina
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau Ar-Razi adalah salah satu pakar sains yang lahir di Rayy, Teheran, pada tahun 865.
Sejak muda, ia sudah mempelajari berbagai disiplin ilmu, mulai dari filsafat, kimia, kedokteran, dan sastra.
Setelah itu, Ar-Razi kembali ke Teheran dan dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy.