Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tradisi Islam di Nusantara

Kompas.com - 10/05/2022, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Masuknya Islam ke Nusantara melalui dua cara, yaitu dikenalkan oleh para pedagang Muslim Arab dan lewat aktivitas dakwah dari para ulama.

Saat para ulama pertama kali mendakwahkan Islam di Nusantara, sempat terjadi benturan antara ajaran Islam dengan adat istiadat setempat.

Menurut sejarah, jauh sebelum Islam masuk ke Nusantara, masyarakat memang sudah lebih dulu meyakini agama Hindu-Buddha dan budayanya sudah mengakar kuat.

Menyadari hal itu, para dai Islam tidak lantas berusaha memusnahkan tradisi masyarakat yang sudah ada, melainkan menyesuaikannya dengan ajaran Islam.

Percampuran antara ajaran Islam dengan adat istiadat setempat inilah yang melahirkan berbagai tradisi Islam di Nusantara.

Berikut ini sejarah tradisi Islam di Nusantara.

Baca juga: Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia

Sejarah tradisi Islam di Nusantara

Sebelum Islam masuk ke Nusantara, agama Hindu-Buddha sudah lebih dulu berkembang, diperkirakan sejak abad ke-2.

Masuknya agama Hindu-Buddha ke Nusantara dibawa oleh para pedagang dan pendeta dari India serta China, melalui jalur darat dan laut.

Sejak saat itu, masyarakat mulai mengenal agama Hindu-Buddha dan kemudian meyakininya.

Dalam perkembangannya, masyarakat Nusantara pun memiliki budaya, adat, serta tata cara hidup sesuai ajaran Hindu-Buddha.

Kemudian, pada sekitar abad ke-7, masuklah agama Islam ke Nusantara, yang dibawa oleh para pedagang Muslim Arab.

Masuknya agama Islam di Nusantara dilanjutkan dengan dakwah-dakwah Islam dari para ulama.

Baca juga: Masuknya Islam di Jawa: Proses dan Buktinya

Para ulama Islam, yang mengetahui bahwa masyarakat di Nusantara telah memiliki budaya dan adat istiadat, tidak berusaha mengubahnya.

Dalam dakwahnya, para ulama mencoba untuk menyesuaikan budaya masyarakat dan ajaran Islam, dengan cara melakukan akulturasi atau penggabungan budaya.

Dengan demikian, konsep tradisi lokal yang sudah ada akan diisi dengan ajaran Islam.

Akan tetapi, untuk ritual atau tradisi yang bertentangan dengan Islam, seperti berjudi, minum minuman keras, dan menyembah kepada berhala, dihapus dan diganti dengan ajaran Islam.

Penggantian ini tidak dilakukan secara semena-mena, melainkan berdasarkan dari dakwah Nabi Muhammad SAW di tanah Arab.

Saat menyiarkan Islam, Rasulullah SAW tidak melarang maupun memusnakah tradisi Arab, tetapi menyesuaikannya dengan ajaran Islam.

Setelah Islam semakin berkembang, lahirlah berbagai tradisi Islam di Nusantara.

Baca juga: Sumber-sumber Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

Contoh tradisi Islam di Nusantara

Halalbihalal

Tradisi halalbihalal biasanya dilakukan setelah umat Islam menyelesaikan ibadah puasa Ramadan atau saat hari raya Idul Fitri.

Tradisi ini dilakukan dengan cara bermaaf-maafan antara sanak keluarga dan kolega.

Dari sejarahnya, halalbihalal muncul pada 1948, saat Presiden Soekarno memanggil KH Wahab Chasbullah ke Istana Negara.

Saat itu, Wahab dimintai pendapat untuk menanggapi ketegangan yang terjadi di dalam pemerintahan.

Wahab pun mengusulkan agar dilakukan acara silaturahmi, karena kebetulan ketika itu sedang menjelang Hari Raya Idulfitri 1367 H.

Presiden Soekarno pun menyetujui usulan dari KH Wahab Chasbullah dan melakukan acara silaturahmi, yang kemudian disebut sebagai halalbihalal.

Baca juga: Sejarah Tradisi Halalbihalal

Sekaten

Sekaten adalah tradisi Islam yang diadakan oleh Keraton Surakarta dan Yogyakarta, yang bertujuan untuk mengenang hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Menurut sejarah, tradisi Sekaten digagas oleh salah satu Wali Songo, yakni Sunan Bonang.

Kala itu, Sunan Bonang mengumpulkan masyarakat setempat untuk menyampaikan dakwah Islam.

Setelah masyarakat berkumpul, mereka disuguhkan penampilan gamelan. Di sela-sela pukulan gamelan, diselingi bacaan syahadatain atau dua kalimat syahadat bersama-sama.

Peristiwa inilah yang kemudian melahirkan tradisi Sekaten, yang berasal dari kata syahadat.

Selain halalbihalal dan Sekaten, masih banyak contoh tradisi Islam yang ada di Nusantara. Berikut beberapa di antaranya.

  • Gerebek
  • Mauludan
  • Suranan
  • Rabu Kasan
  • Dugderan
  • Kupatan

 

Referensi:

  • Putriani, Rinanda. (2020). Tradisi Sekaten di Solo. Pusat Data Analisa Tempo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Koperasi di Dunia

Sejarah Koperasi di Dunia

Stori
Sejarah Senam di Dunia

Sejarah Senam di Dunia

Stori
Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Stori
Kisah Perjuangan RA Kartini

Kisah Perjuangan RA Kartini

Stori
Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Stori
Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com