Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kedatangan Sekutu di Indonesia Dianggap sebagai Ancaman?

Kompas.com - 06/05/2022, 10:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, setelah memanfaatkan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II.

Akan tetapi, setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, bangsa Barat masih enggan mengakui kedaulatan Indonesia.

Hal ini terbukti, ketika Indonesia harus berhadapan dengan tentara Sekutu, yang diwakili Inggris.

Bahkan, rakyat Indonesia yang semula menyambut baik Sekutu berubah menjadi melawan karena merasa terancam.

Lantas, mengapa kedatangan Sekutu di Indonesia dianggap sebagai ancaman?

Baca juga: Mengapa Sekutu Datang ke Indonesia Setelah Perang Dunia II Selesai?

Sekutu diboncengi NICA

Kedatangan Sekutu ke Indonesia dianggap sebagai ancaman karena dalam formasinya terdapat banyak anggota tentara NICA/Belanda, yang pernah menjajah Indonesia.

Setelah Jepang menyerah dalam Perang Dunia II, pasukan Sekutu sebagai pemenang perang lantas datang ke Indonesia pada Oktober 1945.

Kedatangan tentara Sekutu yang diwakili oleh Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI), awalnya dianggap sebagai pasukan perdamaian.

Adapun tugas AFNEI selama di Indonesia adalah melucuti dan memulangkan tentara Jepang yang telah menyerah pada Perang Dunia II.

Selain itu, tentara Sekutu juga memiliki misi untuk membebaskan pasukan mereka yang menjadi tawanan perang Jepang.

Baca juga: Mengapa Jepang Menyerah Tanpa Syarat kepada Sekutu?

Dengan tujuan tersebut, rakyat Indonesia awalnya menerima kedatangan Sekutu dengan baik.

Namun, datangnya Sekutu di Indonesia ternyata diboncengi oleh tentara Belanda atau NICA.

Oleh sebab itu, rakyat kemudian curiga bahwa Sekutu mengizinkan Indonesia dikuasai kembali oleh Belanda.

Rakyat Indonesia yang semula menyambut baik Sekutu pun berubah menjadi melawan karena merasa terancam.

Sepak terjang Sekutu di Indonesia memicu perlawanan dari rakyat yang dipelopori para pemuda. Respons awal Sekutu menghadapi perlawanan rakyat Indonesia umumnya, yaitu mengultimatum para pemuda untuk menyerahkan senjata.

Alhasil, terjadi konflik militer antara rakyat Indonesia dengan Belanda, mulai dari Pertempuran 10 November di Surabaya, Pertempuran Lima Hari di Semarang, Agresi Militer I dan II, serta berbagai pertempuran lainnya.

 

 

Referensi:

  • Notosusanto, Nugroho. (2019). Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Jepang dan Zaman Republik. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com