Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Singkat Candi Abang

Kompas.com - 05/05/2022, 08:00 WIB
Febi Nurul Safitri ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Situs Candi Abang adalah bekas reruntuhan candi yang diperkirakan berasal dari masa Kerajaan Mataram Kuno.

Lokasi candi ini berada di atas bukit, yang memiliki ketinggian 6 meter dengan diameter 40 meter.

Letak Candi Abang berada di Blambangan, Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Konon, Candi Abang adalah nama yang diberikan oleh masyarakat sekitar pada masa Hindia Belanda. 

Asal nama Candi Abang sendiri berasal dari material bangunannya yang menggunakan batu bata berwarna merah. Dalam bahasa Jawa, kata abang berarti merah.

Baca juga: Candi Plaosan, Bukti Cinta Beda Agama

Sejarah penemuan Candi Abang

Data mengenai Candi Abang pertama kali ditemukan dalam tulisan Ijzerman yang terbit pada 1891.

Ijzerman dalam tulisan berjudul Beschrijving der Oudheden nabij de grens der residenties Soerakarta en Djogdjakarta, mengatakan bahwa candi ini dibangun dari batu bata yang keras.

Namun, saat berkunjung ke lokasi, Ijzerman hanya melihat reruntuhan lantai bekas ruangan saja. Sedangkan bangunan candinya tidak ada lagi.

Pembangunan Candi Abang tidak diketahui secara pasti. Dari data yang ada, para sejarawan memperkirakan candi ini dibangun pada abad ke-9 hingga abad ke-10, pada masa Kerajaan Mataram Kuno.

Pada 1932, ditemukan sebuah prasasti di situs ini, yang memuat tulisan tahun 794 Saka atau 872 Masehi.

Akan tetapi, tidak ada bukti yang menerangkan bahwa angka tersebut menunjuk pada tahun pembangunan Candi Abang.

Baca juga: Candi Mendut: Sejarah, Letak, dan Arsitektur

Pada 1920, NJ.Krom dalam Inleiding Tot De Hindoe-Javaansche Kunst, menulis bahwa Candi Abang adalah peninggalan Hindu-Buddha yang telah runtuh.

Dulunya, pada bukit yang kini berupa gundukan dengan diselimuti rumput hijau, berdiri sebuah candi yang bahan bakunya terbuat dari batu bata.

Sisa-sisa reruntuhan candi yang terbuat dari batu bata berwarna merah pun masih dapat ditemui hingga saat ini.

Struktur kaki candi ini memiliki kemiripan dengan Candi Mendut, yang mengidentifikasikan bahwa candi ini merupakan peninggalan agama Buddha.

Sedangkan lokasi Candi Abang yang berada di atas bukit kerap dikaitkan dengan kepercayaan masyarakat Hindu-Buddha, yang menganggap tempat tinggi sebagai tempat suci.

Baca juga: Candi Banyunibo, Si Sebatang Kara Peninggalan Mataram Kuno

Selain itu, Candi Abang memiliki mitos yang diyakini masyarakat sekitar. Yakni kepercayaan kalau candi ini dijaga oleh Kyai Jagal, seorang tokoh yang dituakan dan dihormati.

Konon, Kyai Jagal adalah sosok yang sangat besar dan berambut hitam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com