KOMPAS.com - Museum Ullen Sentalu merupakan salah satu museum milik swasta yang mengenalkan kebudayaan para bangsawan Mataram.
Lokasi museum ini berada di Jalan Boyong, Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Selain menampilkan kebudayaan masa Kerajaan Mataram Islam, Museum Ullen Sentalu juga menampilkan kehidupan para bangsawan di masa Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman.
Baca juga: Tumurun Private Museum Solo Pamerkan Sketsa S Sudjojono
Museum Ullen Sentalu didirikan oleh Keluarga Haryono, bangsawan Keraton Yogyakarta yang dekat dengan Keraton Surakarta.
Keluarga Haryono merasa terpanggil untuk melestarikan budaya yang bernilai adi luhung.
Pada 1990-an, muncul gagasan untuk mendirikan sebuah museum di kaki Gunung Merapi.
Gagasan pendirian museum ini diketahui oleh pewaris Mataram Islam, sehingga Keluarga Haryono pun mendapat dukungan penuh dari mereka.
Pewaris Kerajaan Mataram yang dimaksud adalah Pakubuwono XII, Paku Alam VIII, Putra Sultan Hamengkubuwono VIII yakni GBPH. Poeger, dan Putri Mangkunegara yang bernama Siti Nurul Kusumawardhani.
Selain keluarga Mataram, Hartini Soekarno turut mendukung pelestarian kebudayaan Mataram.
Para tokoh yang mendukung gagasan Keluarga Haryono kemudian tergabung dalam pendirian Yayasan Ulatin Blencong, yang akhirnya membawahi Museum Ullen Sentalu.
Baca juga: Museum Sandi, Satu-satunya Museum Kriptologi di Indonesia
Nama Ullen Sentalu diambil dari falsafah bahasa Jawa, yakni ulateng blencong sejatine tataraning lumaku.
Falsafah tersebut berasal dari lampu minyak, yang memberikan penerangan saat pertunjukan wayang kulit (blencong).
Museum Ullen Sentalu diresmikan pada 1 Maret 1997 oleh KGPAA Paku Alam VIII, yang menjabat sebagai Gubernur Yogyakarta saat itu.
Berbeda dengan museum lain di Yogyakarta, Museum Ullen Sentalu memiliki konsep arsitektur gothic Eropa, yang dipadukan dengan koleksi peninggalan Kerajaan Mataram.
Beberapa koleksi bersejarah yang ada di museum ini dapat ditemukan di ruang Seni Tari dan Gamelan, ruang Guwa Sela Giri, ruang Kampung Kambang, Koridor Retja Landa, maupun ruang Budaya.
Ruang Seni Tari dan Gamelan memamerkan seperangkat gamelan yang berasal dari Kasultanan Yogyakarta, yang pernah digunakan untuk pertunjukan wayang di Yogyakarta.
Baca juga: Sejarah Museum Fatahillah
Di ruang Guwa Sela Giri, terdapat karya lukis atau dokumentasi para tokoh Kerajaan Mataram.
Kemudian, area Kampung Kambang terbagi menjadi lima ruang dengan konsep labirin, yang terinspirasi dari Bale Kambang.
Kampung Kambang memamerkan batik vorstenlanden, karya sastra, hingga lukisan dan aksesori milik Ratu Mas, istri Amangkurat I.
Selain itu, masih ada ruang-ruang lain yang memamerkan arca-arca kebudayaan Hindu-Buddha, hingga koleksi etnografi pada masa Mataram Islam.
Koleksi lain yang menarik berupa sejarah politik, ekonomi, maupun kisah putri Keraton Mataram yang tidak banyak diketahui masyarakat awam.
Koleksi-koleksi Museum Ullen Sentalu berasal dari Keluarga Haryono, yang gemar mengoleksi peninggalan bersejarah di Jawa.
Selain itu, koleksi museum ini juga berasal dari hibah Yayasan Ulating Blencong dan keluarga Kerajaan Mataram Islam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.