Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genosida Rwanda: Penyebab, Kronologi, Penyelesaian, dan Dampak

Kompas.com - 06/04/2022, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Genosida Rwanda adalah pembunuhan massal oleh etnis Hutu di Rwanda terhadap suku minoritas Tutsi yang dimulai pada 6 April 1994.

Rwanda adalah negara di Afrika Timur yang mayoritas penduduknya berasal dari etnis Hutu.

Dalam konflik antaretnis yang berlangsung selama 100 hari ini, sebanyak 800.000, yang sebagian besar orang Tutsi, menjadi korban pembunuhan massal.

Genosida Rwanda, yang bermula di Kigali, terus menyebar dengan sangat brutal ke seluruh negeri.

Hal ini karena hasutan pejabat lokal dan pemerintah yang berasal dari etnis Hutu.

Baca juga: 5 Kejahatan Genosida yang Pernah Terjadi di Indonesia

Latar belakang

Pada awal 1990-an, Rwanda, adalah negara dengan 85 persen penduduknya berasal dari suku Hutu, sementara sisanya adalah Tutsi, Twa, dan Pigmi.

Setelah Perang Dunia I, Rwanda menjadi perwalian Belgia di bawah mandat Liga Bangsa-Bangsa (LBB).

Selama Belgia berkuasa, mereka lebih menyukai suku minoritas Tutsi, daripada Hutu.

Hal ini memperburuk kecenderungan segelintir orang untuk menindas banyak orang, menciptakan ketegangan yang kemudian meledak menjadi kekerasan, bahkan sebelum Rwanda memperoleh kemerdekaannya.

Pada 1959, terjadi revolusi Hutu, yang memaksa sebanyak 330.000 orang Tutsi meninggalkan Rwanda, dan populasi mereka pun semakin sedikit.

Setelah referendum PBB, Belgia secara resmi memberikan kemerdekaan kepada Rwanda pada Juli 1962.

Baca juga: Memorial Holocaust, Monumen Genosida Yahudi di Jerman

Pada 1973, sebuah kelompok militer mengangkat Mayor Jenderal Juvenal Habyarimana, seorang Hutu moderat, untuk berkuasa.

Habyarimana, yang terpilih hingga empat periode (1973-1978), (1978-1983), (1983-1988), (1988-1993), mendirikan Partai Gerakan Revolusi Nasional untuk Pembangunan (NRMD).

Pada 1990, pasukan Front Patriotik Rwanda (RPF), yang sebagian besar terdiri dari pengungsi Tutsi, menyerbu Rwanda dari Uganda.

Habyarimana menuduh warga Tutsi sebagai kaki tangan RPF dan menangkap ratusan dari mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com