Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djoko Pekik, Seniman di Balik Lukisan "Berburu Celeng"

Kompas.com - 01/03/2022, 09:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Djoko Pekik adalah pelukis Indonesia yang dikenal sebagai pencipta karya seni lukis yang berjudul "Berburu Celeng".

Lukisan yang dibuat pada 1998 ini dianggap sebagai gambaran keadaan pemimpin Indonesia pada era Orde Baru.

Selama berkarier sebagai seniman lukis, Djoko Pekik pernah ditangkap dan dipenjara tanpa diadili oleh aparat pada 1965 karena dianggap berhubungan dengan Lekra, organisasi kebudayaan sayap kiri.

Setelah bebas, ia sempat vakum dan baru kembali menggelar pameran pada sekitar 1990-an.

Baca juga: Suromo Darpo Sawego, Tokoh Seni Cukil Indonesia

Masa muda

Djoko Pekik lahir di Purwodadi, Jawa Tengah, pada 2 Januari 1937 dari keluarga petani. Pada awalnya, ia ingin menjadi seorang kepala desa yang memiliki seperangkat gamelan.

Namun, berkat bakat melukisnya, ia justru tumbuh menjadi seniman lukis Indonesia yang sangat terkenal.

Pendidikan yang didapatkan Djoko Pekik tidak berjalan lancar. Ia bahkan tidak lulus sekolah dasar.

Namun, semangatnya membuat ia terus belajar dan berkembang dengan meneruskan pendidikan di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta.

Karier Djoko Pekik

Djoko Pekik pernah bergabung dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat atau Lekra, lembaga kesenian yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Bersama Lekra, ia tumbuh menjadi pelukis yang fokus pada sosial kerakyatan, yang menolak segala bentuk kapitalisme.

Baca juga: Srihadi Soedarsono, Legenda Seni Lukis Indonesia

Pada 1961, Djoko Pekik mendirikan Sanggar Bumi Tarung bersama Amrus Natalsya, Misbach Tamrin, Ng Sembiring, Isa Hasanda, Kuslan Budiman, Sutopo, Adrianus Gumelar, Sabri Djamal, Suharjiyo Pujanadi, Harmani, dan Haryatnopada Tan.

Sanggar yang terletak di Yogyakarta ini berdiri untuk mengajak seniman menggunakan Prinsip 1-5-1 yang dibuat oleh Lekra, sebagai pedoman menciptakan karya.

Maka dari itu, seluruh anggota Sanggar Bumi Tarung harus menjadi anggota Lekra terlebih dahulu.

Sebelum 1965, Djoko Pekik tercatat pernah beberapa kali menggelar pameran lukisannya di Jakarta.

Ditangkap dan dipenjara

Setelah pecah peristiwa G30S pada 1965, Djoko Pekik, yang aktif di Lekra kemudian ditangkap.

Hal itu akibat dari pembersihan orang-orang, simpatisan, dan lembaga yang berafiliasi dengan PKI, yang dianggap sebagai dalang peristiwa G30S.

Baca juga: Barli Sasmitawinata, Maestro Lukis Asal Bandung

Selain Djoko Pekik, banyak anggota Sanggar Bumi Tarung yang ditangkap oleh aparat. Sanggar ini pun dibubarkan pada masa Orde Baru.

Djoko Pekik ditangkap kemudian ditahan mulai 8 November 1965 di penjara Wirogunan. Ia baru dibebaskan pada 1970-an, setelah tujuh tahun dipenjara.

Selepas bebas dari penjara, Djoko Pekik sempat vakum melukis dan bekerja serabutan. Akan tetapi, jiwa melukisnya tidak pernah mati.

Karya Djoko Pekik

Sejak penangkapannya, Djoko Pekik baru mulai aktif melakukan pameran pada sekitar 1990-an.

Pada 1989, ia pernah mengikuti pameran Internasional yang diselenggarakan di Amerika Serikat.

Tanpa diduga, banyak orang-orang dari dalam maupun luar negeri yang kagum dan suka dengan karyanya.

Baca juga: Affandi, Maestro Seni Lukis Indonesia

Aliran lukis Djoko Pekik adalah realis-ekspresif yang dibumbui dengan nilai-nilai kerakyatan.

Karya lukisan Djoko Pekik banyak yang memuat kritik terhadap kondisi sosial dan politik di Indonesia.

Salah satu karyanya yang terkenal adalah lukisan berjudul "Berburu Celeng", yang dibuat pada 1998.

Bahkan lukisan yang dianggap sebagai gambaran keadaan pemimpin Indonesia pada era Orde Baru ini dihargai sekitar satu miliar.

Pada 2013, Djoko Pekik menggelar pameran tunggal yang berjudul “Jaman Edan Kesurupan”, yang menampilkan 28 lukisan dan tiga patung karyanya antara periode 1964-2013.

 

Referensi:

  • Dahlan, M. (2012). Almanak Seni Rupa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com