Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos Orang Bunian di Tanah Melayu

Kompas.com - 19/01/2022, 09:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orang Bunian adalah sejenis makhluk halus yang dipercaya oleh masyarakat Minangkabau dan Melayu di Sumatera, Kalimantan, serta di Malaysia Barat.

Berdasar mitos yang beredar, orang Bunian diyakini memiliki kemampuan supranatural dan biasanya gaib, sehingga hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu.

Di sisi lain, mereka terkadang menampakkan diri dan berbaur dengan manusia tanpa ada yang menyadari keberadaannya.

Konon, sifat orang Bunian sangat sulit ditebak, dan mereka kerap memberikan bantuan kepada para dukun.

Baca juga: Legenda Nyi Blorong, Panglima Ratu Kidul Tempat Mencari Pesugihan

Rumah Orang Bunian

Orang Bunian hidup di dimensi yang berbeda dengan manusia dan hanya dapat dilihat ketika mereka mau menampakkan diri.

Ketika menampakkan diri, mereka berwujud menyerupai manusia dengan paras yang rupawan.

Sebagian masyarakat meyakini bahwa mereka hidup di pedalaman hutan atau bukit yang jauh dari pemukiman warga.

Ada pula yang mengatakan bahwa mereka kerap tinggal di tempat-tempat sepi dan rumah kosong yang telah ditinggalkan pemiliknya dalam waktu lama.

Di samping itu, ada yang meyakini bahwa mereka mampu tinggal di dekat manusia, bahkan berbagi rumah dengan manusia tanpa disadari.

Konon, orang Bunian hidup dalam komunitas besar yang meniru struktur sosial manusia. Mereka dipercaya memiliki kekayaan, klan, dan keluarga sendiri.

Baca juga: Legenda Dewi Sri dalam Kepercayaan Masyarakat Indonesia

Menikah dengan manusia

Orang Bunian biasanya menampakkan diri di depan manusia yang disukai, supaya bisa digoda dan dijadikan pasangan.

Orang yang disukai itu kemudian akan mengikuti orang Bunian ke dunianya dan diajak menikah.

Bahkan masyarakat Melayu percaya bahwa orang Bunian bisa menikah dengan manusia biasa dan memiliki anak gaib.

Kemungkinan manusia yang "diculik" orang Bunian untuk kembali ke rumahnya pun sangat kecil.

Konon, pernah ada laki-laki yang dianggap hilang oleh keluarganya karena dibawa perempuan Bunian ke dunianya dan diajak untuk menikah.

Ketika laki-laki itu bisa kembali ke kampung halamannya, semua keluarga dan kerabatnya telah meninggal karena sebenarnya ia pergi dalam waktu yang sangat lama.

Hal ini karena hitungan waktu di alam orang Bunian dan dunia nyata berbeda.

Baca juga: Legenda Buto Ijo, Raksasa Hijau Pemangsa Manusia

Suka menculik dan menyesatkan

Orang Bunian cenderung ditakuti karena suka menculik anak-anak dan sering menyesatkan orang di hutan belantara.

Mereka dipercayai suka keluar dari hutan ketika menjelang waktu magrib. Oleh sebab itu, anak-anak dilarang berkeliaran di luar rumah pada waktu tersebut.

Selain itu, orang Bunian dipercaya suka menyesatkan manusia di hutan. Biasanya, saat hari menjelang Magrib, akan tercium aroma harum masakan.

Itu adalah pancingan pertama orang Bunian, sekaligus undangan kepada yang tersesat untuk masuk ke perkampungannya.

Mereka yang disesatkan biasanya merasa diterima oleh komunitas masyarakat desa yang ramah.

Mereka pun menganggap perkampungan orang Bunian sebagai perkampungan biasa dengan rumah-rumah dan fasilitas umum.

Baca juga: Legenda Batu Menangis

Tidak jarang, mereka yang disesatkan akan hidup dan berkeluarga di alam orang Bunian.

Mereka lupa pada dunia aslinya karena kampung Bunian sangat indah dan melenakan.

Manusia yang telah dibawa orang Bunian biasanya baru bisa kembali ke dunia nyata setelah dilepaskan.

Namun, dalam banyak kasus, kondisi fisik dan jiwa orang yang dikembalikan ke dunia nyata seperti tidak waras lagi.

Meski demikian, sebagian masyarakat mengatakan bahwa orang Bunian terkadang suka menolong orang yang tersesat di hutan.

Konon, sifat orang Bunian memang tidak dapat ditebak, sehingga manusia harus selalu waspada jika berada di wilayah yang mereka huni.

Sebagian masyakarat Melayu dan Minangkabau percaya akan keberadaannya. Akan tetapi secara fakta, eksistensi orang Bunian masih menjadi misteri.

 

Referensi:

  • Biancaa, Fereen. (2019). Ensiklopedi Hantu dan Makhluk Gaib Nusantara. Yogyakarta: Media Pressindo.
  • Suhardi. (2021). Folklore Melayu: Dalam Bentuk dan Keragamannya. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
  • Yousof, Ghulam-Sarwar. (2016). One Hundred and One Things Malay. Singapore: Partridge Publishing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Koperasi di Dunia

Sejarah Koperasi di Dunia

Stori
Sejarah Senam di Dunia

Sejarah Senam di Dunia

Stori
Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Stori
Kisah Perjuangan RA Kartini

Kisah Perjuangan RA Kartini

Stori
Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Stori
Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com