Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keterkaitan Bom Hiroshima dan Nagasaki dengan Kemerdekaan Indonesia

Kompas.com - 18/01/2022, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945.

Selain diraih dengan perjuangan bangsa Indonesia, proklamasi kemerdekaan juga dapat terlaksana akibat adanya faktor eksternal.

Salah satu faktor eksternal yang dimaksud adalah terjadinya peristiwa pengeboman dua kota Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, oleh Amerika Serikat pada 6 dan 9 Agustus 1945.

Lantas, apa keterkaitan peristiwa pengeboman Kota Hiroshima dan Nagasaki dengan kemerdekaan Indonesia?

Baca juga: Proyek Manhattan, Program Rahasia di Balik Bom Hiroshima dan Nagasaki

Jepang menyerah kepada Sekutu

Pada 6 Agustus 1945, Kota Hiroshima di Jepang, berhasil dihancurkan menggunakan bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS).

Tiga hari berselang, 9 Agustus 1945, bom kedua kembali dijatuhkan oleh AS di Kota Nagasaki, Jepang.

Hal itu dilakukan sebagai balasan bagi Jepang, yang telah menghancurkan banyak armada Pasifik AS yang berbasis di Pearl Harbor pada 7 Desember 1941.

Jatuhnya kedua bom atom tersebut lantas membuat Jepang tidak lagi berdaya. Hal ini disebabkan oleh Hiroshima dan Nagasaki merupakan dua kota penting di Jepang.

Tidak hanya semangat dan martabatnya yang Jatuh, Jepang menyadari kekalahan telah di depan mata.

Melihat kondisi saat itu, Kaisar Jepang memutuskan untuk menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945.

Jepang mengakui bahwa mereka tidak akan bisa menang apabila tetap melawan Sekutu, karena mereka sudah kalah dari segala sisi, khususnya persenjataan.

Baca juga: Mengapa Jepang Menyerah Tanpa Syarat kepada Sekutu?

Golongan Muda bertindak

Jepang berusaha untuk menutupi berita kekalahannya terhadap Sekutu dari negara-negara lain, khususnya negeri jajahannya, Indonesia.

Namun, sayangnya informasi ini berhasil terdengar oleh salah satu tokoh golongan muda, yaitu Sutan Sjahrir.

Begitu mengetahui bahwa Jepang telah kalah dalam Perang Dunia II, Sutan Sjahrir segera mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Awalnya, Soekarno dan Hatta tidak langsung memenuhi permintaan para golongan muda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com