Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Abdullah bin Amr, Salah Satu Perawi Hadis Pertama

Kompas.com - 13/01/2022, 11:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Abdullah bin Amr adalah salah satu sahabat pertama yang menulis hadis, setelah mendapat izin dari Nabi Muhammad SAW untuk melakukannya.

Sepanjang hidupnya, ia telah meriwayatkan sekitar seribu hadis Nabi. Pada akhirnya, Abdullah bin Amr bin As yang menuliskan naskah berisi kumpulan hadis yang diberi nama As-Shahifah as-Shadiqah.

Bahkan perawi hadis terkemuka, Abu Hurairah, pernah mengatakan bahwa Abdullah bin Amr lebih berpengetahuan darinya.

Kehidupan awal

Abdullah bin Amr lahir dengan nama Al-Ash pada 616, ketika Nabi Muhammad SAW sedang berdakwah di Mekkah.

Ia dibesarkan dari keluarga yang kaya raya dan terpandang. Ayahnya, Amr bin Ash, merupakan bangsawan di Kota Mekkah.

Kendati demikian, Abdullah bin Amr tidak pernah silau dengan kekayaan keluarganya.

Baca juga: Abu Hurairah, Periwayat Hadis dan Bapak Para Kucing

Masuk Islam

Nama Abdullah bin Amr didapatkannya dari Nabi Muhammad SAW setelah masuk Islam di usia 17 tahun. Setahun kemudian, ayahnya juga mengikuti.

Setelah resmi menjadi Muslim, ia fokus dalam beribadah dan memelajari Al Quran, hingga menjadi salah satu orang yang dekat dengan Rasululllah.

Setiap kali wahyu diterima Nabi Muhammad SAW, Abdullah langsung menghafal dan memahaminya.

Tidak hanya itu, Rasulullah memerintahkan dan memperbolehkan Abdullah bin Amr bin As untuk menulis hadis tersebut.

Ia kemudian menuangkan kumpulan hadis tersebut ke dalam kitab As-Shahifah as-Shadiqah.

Baca juga: Biografi Imam Abu Dawud, Salah Satu Penyusun Kitab Hadis Utama

Pertempuran Shiffin

Selain menjadi perawi hadis, Abdullah bin Amr juga menjadi orang yang ahli dalam strategi perang.

Ketika Nabi Muhammad SAW wafat pada 632, berbagai gejolak mewarnai keseharian umat Muslim. Mulai dari kemunculan nabi palsu, banyaknya orang Islam yang murtad, hingga perang saudara.

Salah satu perang saudara yang terjadi adalah Pertempuran Shiffin pada 657, yang melibatkan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah dari Bani Umayyah.

Saat perang tersebut meletus, Abdullah bin Amr berada di pihak Muawiyah karena mengikuti ayahnya. Hal ini sesuai pesan dari Nabi Muhammad SAW, agar ia selalu menaati ayahnya.

Meski berada di pihak Muawiyah, Abdullah menolak mengangkat senjata karena tidak mau berperang melawan sesama Muslim.

Abdullah bin Amr meninggal pada 684 di usia 68 tahun, saat sedang melaksanakan salat di musala rumahnya.

 

Referensi:

  • Khalid, Khalid Muhammad. (2015). Biografi 60 Sahabat Rasulullah. Jakarta: Qisthi Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com