Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Salahuddin Al Ayyubi, Pendiri Dinasti Ayyubiyah

Kompas.com - 12/01/2022, 13:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salahuddin Al Ayyubi adalah seorang jenderal dan pejuang Islam yang berasal dari Tikrit, sebelah utara Irak saat ini.

Orang-orang Eropa mengenalnya sebagai Saladin, seorang jenderal hebat yang gagah berani memerangi tentara Salib.

Selain itu, Salahuddin Al Ayyubi dikenal sebagai pendiri Dinasti Ayyubiyah, yang kekuasaannya meliputi Mesir, Suriah, Mekkah, Madinah, sebagian Yaman, Irak, dan Palestina.

Baca juga: Dinasti Ayyubiyah: Sejarah, Masa Kejayaan, Raja-raja, dan Keruntuhan

Kehidupan awal

Salahuddin Al Ayyubi lahir di benteng Tikrit, Irak, pada 532 H/1138 M ketika ayahnya, Najmuddin Ayyub, menjadi penguasa Seljuk di Tikrit di bawah Imaduddin Zanki, gubernur Seljuk untuk Kota Mosul di Irak.

Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah Baalbek di Lebanon pada 534 H/1139 M, Najmuddin Ayyub diangkat menjadi gubernurnya.

Selama di Baalbek inilah, Salahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik, strategi, maupun politik perang.

Ia juga mengenyam pendidikan di Damaskus untuk memelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun.

Pada 1164, ia dikirim oleh penguasa Damaskus ke Mesir untuk membantu Dinasti Fatimiyah melawan serangan tentara Salib.

Baca juga: Penyebab Terjadinya Perang Salib

Menjadi Wazir Mesir

Di Mesir, Salahuddin diminta untuk mempertahankan wilayah itu dari serbuan Kerajaan Latin Yerusalem di bawah pimpinan Amalrik I.

Meski saat itu dinamika politik di Mesir sangat keras dan ia tidak memiliki kuasa atas tentara yang masih di bawah pimpinan Al-Adid, wazir (setara perdana menteri) yang lemah, Salahuddin dan pamannya, Syirkuh, mampu mempertahankan Mesir.

Setelah Al-Adid meninggal, Syirkuh diberi kepercayaan menggantikan posisinya sebagai wazir karena telah berhasil memertahankan Mesir.

Namun, hanya dalam waktu dua bulan, Syirkuh meninggal dan jabatan Wazir Mesir akhirnya dipegang oleh Salahuddin pada 1169.

Begitu menjabat sebagai Wazir Mesir, Salahuddin mulai merevitalisasi perekonomian dan mengorganisir ulang kekuatan militer.

Baca juga: Muhammad Ali Pasha, Peletak Dasar Mesir Modern

Mendirikan Dinasti Ayyubiyah

Sejak awal, Salahuddin Al Ayyubi memiliki ambisi menggantikan Islam Syiah (Dinasti Fatimiyah) di Mesir dengan Sunni dan memerangi orang-orang Franka dalam Perang Salib.

Karena posisi Dinasti Fatimiyah semakin lemah, Salahuddin pun mampu menggantikannya dengan Dinasti Ayyubiyah yang didirikannya pada 1171.

Setelah resmi mendirikan Dinasti Ayyubiyah, Salahuddin kemudian mengembalikan ajaran Sunni ke Mesir.

Ambisi Salahuddin untuk menggeser aliran Syiah dengan Islam Sunni pun tercapai. Segera setelah berkuasa, ia juga melakukan ekspansi wilayah dengan menguasai Yaman pada 1174 dan Suriah pada 1180-an.

Salahuddin yang berhasil menyatukan berbagai wilayah Islam membuatnya dikenal sebagai khalifah yang memiliki kerajaan terbesar saat itu.

Dengan kekuatannya itu, Salahuddin menggunakannya untuk kampanye menaklukkan Yerusalem.

Baca juga: Asal-usul Perpecahan Islam Sunni dan Syiah

Menaklukkan Yerusalem

Pada masa pemerintahan Salahuddin Al Ayyubi, ia juga berhasil merebut Yerusalem dari Kerajaan Yerusalem.

Peristiwa ini terjadi setelah Raja Guy dari Lusignan mendukung Raynald dari Chatillon untuk menyerang peziarah dan pedagang Muslim.

Bahkan Raja Guy dari Lusignan mengancam akan menyerang kota Mekkah dan Madinah.

Merespons ancaman itu, Salahuddin menyerang Yerusalem pada 4 Juli 1187 yang kemudian dikenal dengan Perang Hattin.

Setelah berhasil menguasai daerah sekitar Yerusalem, Salahuddin menangkap Raynald dan mengeksekusinya.

Pasukan Salahuddin kemudian bergerak ke Yerusalem dan mengepungnya pada September 1187.

Yerusalem akhirnya berhasil dikuasai oleh Salahuddin Al Ayyubi pada 2 Oktober 1187.

Baca juga: Tokoh-Tokoh Perang Salib

Setelah berhasil menguasai Yerusalem, Salahuddin kemudian dihadapkan dengan pasukan Salib yang dipimpin oleh Raja Richard dari Inggris.

Pertempuran dengan tentara Salib berakhir dengan perjanjian damai antara Salahuddin Al Ayyubi dan Richard dari Inggris.

Wafat

Beberapa tahun setelah serangan tentara Salib di bawah pimpinan Raja Richard dari Inggris, Salahuddin Al Ayyubi meninggal dunia.

Kematian Salahuddin Al Ayyubi terjadi pada 1192, setelah melakukan Perjanjian Ramla dengan Raja Richard.

Dalam perjanjian itu, Yerusalem tetap dikuasai Muslim dan terbuka bagi peziarah Kristen.

 

Referensi:

  • Man, John. (2017). Salahuddin Al-Ayyubi: Riwayat Hidup, Legenda, dan Imperium Islam. Tangerang: Pusataka Alvabet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com