Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abu Hurairah, Periwayat Hadis dan Bapak Para Kucing

Kompas.com - 28/12/2021, 14:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Abu Hurairah adalah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal sebagai periwayat hadis terbanyak.

Berkat ingatan yang luar biasa, ia diakui sebagai cendekiawan Muslim yang meriwayatkan lebih dari 5.000 hadis.

Abu Hurairah masuk Islam pada tahun ke 7 Hijriyah dan setelahnya selalu menyertai Nabi Muhammad SAW.

Nama Abu Hurairah sebenarnya hanya julukan, yang ia dapat karena suka merawat dan memelihara kucing.

Baca juga: Umar bin Abdul Aziz, Sang Khulafaur Rasyidin Kelima

Masuk Islam

Abu Hurairah lahir pada tahun 603 dengan nama jahiliyah Abdus-Syams, yang berarti hamba matahari. Ia merupakan keturunan kabilah Bani Daus yang berada di Yaman.

Ia telah menjadi anak yatim sejak kecil, tetapi tidak diketahui selebihnya bagaimana kehidupan masa kecilnya.

Abu Hurairah menyatakan masuk Islam melalui Tufail bin Amr, yang telah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW.

Ia menjadi orang pertama masuk Islam dari kalangan Suku Daus setelah Tufail bin Amr menyerukan untuk memeluk Islam.

Setelah masuk Islam, ia lantas hijrah bersama Tufail menuju Madinah untuk menemui Nabi Muhammad SAW.

Selama di Madinah, ia selalu menyertai Nabi Muhammad SAW dan diberi nama Abdurrahman bin Shakhr Al-Azd.

Nama Abu Hurairah sendiri sebenarnya berarti "bapak anak kucing". Julukan ini ia dapat karena suka merawat dan memelihara kucing.

Baca juga: Umar bin Khattab, Sahabat yang Pernah Berniat Membunuh Rasulullah

Meriwayatkan hadis

Abu Hurairah sadar bahwa ia bukan dari golongan sahabat Nabi SAW yang masuk Islam pada periode awal.

Oleh karena itu, Abu Hurairah berusaha untuk belajar dan mengejar ketertinggalan ilmu dari sahabat Nabi Muhammad SAW.

Kelebihan yang dimilikinya adalah ingatan yang kuat dan mampu menghafal dengan mudah. Kelebihan itu lantas dimanfaatkan dengan sangat baik untuk mengingat semua ilmu yang didapatkan dari Nabi Muhammad SAW.

Ilmu itu kemudian dikumpulkan dan dilestarikan oleh Abu Hurairah dalam bentuk hadis.

Adapun yang dilakukan Abu Hurairah adalah untuk menyampaikan hadis kepada generasi-generasi selanjutnya.

Berkat kedekatannya dengan Nabi Muhammad SAW dalam waktu cukup singkat, yakni selama tiga tahun saja, ia telah meriwayatkan hadis sebanyak 5.000 hadis.

Bahkan salah satu sahabat paling dekat Nabi, Abu Bakar, hanya meriwayatkan sebanyak 142 hadis.

Baca juga: Khalid bin Walid, Sahabat Nabi yang Dijuluki Pedang Allah

Abu Hurairah berprinsip apabila mengabaikan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, maka ia akan melewatkan kebaikan.

Ia sendiri mengakui bahwa satu-satunya orang yang dapat mengunggulinya dalam hal hadis adalah Abdullah bin Amru bin al-Ash, asisten penulis Nabi sekaligus penyusun kitab hadis pertama dalam sejarah yang berjudul Al-Sahifah al-Sadiqah.

Tidak mengherankan apabila Abu Hurairah dijadikan sebagai panutan bagi para sarjana studi hadis.

Ia pun pernah diuji tentang hafalan hadisnya oleh Khalifah Marwan bin Hakam, dari Bani Umayyah.

Melihat bagaimana Abu Hurairah mengingat hadis dengan sangat baik, ia ditugaskan untuk membantu sekretaris khilafah mengaudit setiap hadis yang beredar di ranah khilafah.

Baca juga: Biografi Imam Hambali, Ahli Hadis yang Menyusun Kitab Al Musnad

Kehidupan politik

Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar terpilih menjadi pemimpin kekhalifahan untuk memimpin umat Islam.

Pada masa ini, Abu Hurairah ikut andil dalam kegiatan politik umat Islam, salah satunya turut serta dalam Perang Ridda.

Setelah Abu Bakar wafat, Abu Hurairah juga ambil bagian dalam ekspedisi militer era Khalifah Umar bin Khattab.

Pada periode ini, ia pernah menjabat sebagai guberur Provinsi Bahrain atau wilayah Arab Timur yang meliputi Kuwait, Bahrain, Qatar, Teluk Arab, dan Arab Saudi.

Setelah menyelesaikan tugas sebagai gubernur, Abu Hurairah kembali ke Madinah dan menjabat sebagai hakim Qadi.

Baca juga: Karya dan Pemikiran Ibnu Khaldun

Wafat

Setelah kembali ke Madinah, Abu Hurairah menghabiskan hidupnya untuk mengajarkan dan menyebarkan hadis.

Abu Hurairah meninggal pada tahun 681 (59 H) di usia 78 tahun dan dimakamkan di al-Baqi'.

Berkat jasa Abu Hurairah, hadis yang disampaikan Nabi Muhammad SAW tersimpan rapi dan diingat hingga beberapa abad setelahnya.

 

Referensi:

  • Mustofa, Imron. (2017). Sejarah Hidup Para Penyambung Lidah Nabi. Yogyakarta: Laksana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com