Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pemerkosaan Sum Kuning

Kompas.com - 07/12/2021, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kasus Sum Kuning merupakan kasus pemerkosaan terhadap seorang wanita bernama Sumaridjem yang terjadi di Yogyakarta pada 21 September 1970.

Kala itu, Sumaridjem yang masih berusia 17 tahun, diculik oleh segerombolan pria dengan menggunakan mobil kemudian diperkosa.

Meski hasil persidangan sempat menetapkan dua orang sebagai pelakunya, hingga kini kasus Sum Kuning masih menjadi misteri.

Baca juga: Perkosaan Massal Tahun 1998

Kronologi

Pada 21 September 1970, Sumaridjem pulang terlambat sehingga terpaksa harus menyusuri malam sendirian.

Gadis penjual telur ini pun tidak bisa mengendarai bus kota, karena selepas pukul 17.00 sudah tidak ada lagi bus kota yang lewat di Ngampilan.

Oleh karena itu, Sumaridjem terpaksa berjalan ke arah utara, melewati Jalan Patuk menuju ke Jalan Ngupasan.

Sesampainya di Ngupasan, bus kota yang menuju ke arah Godean tidak kunjung datang. Ia pun berjalan dengan penuh rasa was-was karena hari sudah gelap dan kondisi jalanan sudah sangat sepi.

Sewaktu Sumaridjem melintas di timur Asrama Polisi Patuk, tiba-tiba ada sebuah mobil yang hampir menyerempet dan berhenti di dekatnya.

Setelah itu, segerombolan pemuda gondrong turun dari mobil dan menculik Sumaridjem. Selama di dalam mobil, ia diancam menggunakan belati yang ditempelkan di lehernya.

Baca juga: Misteri Pembunuhan Ditje, Peragawati Terkenal Era Orde Baru

Mobil segera bergerak mengitari Jalan Diponegoro menuju ke Bumijo, dan tidak lama kemudian Sumaridjem dibius hingga hampir tidak sadarkan diri.

Dalam kondisi setengah sadar, Sumaridjem mengingat ada sebuah kain panjang yang disekapkan ke dalam alat vitalnya.

Rupanya malam itu Sumaridjem diperkosa oleh para pemuda tersebut. Parahnya, uang hasil dagangannya sejumlah Rp 4.650 juga diambil.

Setelah para pemuda tersebut berhenti memperkosa, Sumaridjem dibuang di tepi Jalan Wates-Purworejo, daerah Gamping.

Saat itu, Sumaridjem dibuang ketika hari masih gelap. Ia pun dengan tertatih-tatih berusaha berjalan menuju ke arah Kota Yogyakarta.

Ketika hari mulai terang, dengan sisa uang Rp 100, Sumaridjem menghentikan sebuah becak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com