KOMPAS.com – Agama Katolik masuk dan berkembang di Nusantara pada periode kolonialisme dan imperialisme bangsa-bangsa Eropa.
Penyebaran agama Katolik pertama kali dilakukan oleh bangsa Portugis, yang datang dengan tujuan mencari rempah-rempah.
Pasalnya, dalam melakukan penjelajahan, bangsa Portugis memang mengusung misi 3G, yaitu gold (kekayaan), glory (kejayaan), dan gospel (agama).
Baca juga: Dampak Portugis di Malaka dan Maluku
Pada abad ke-16 masehi, ajaran Kristen mulai memasuki wilayah Nusantara. Ketika itu, agama Islam sedang mengalami perkembangan pesat di Indonesia.
Bangsa pertama yang membawa masuk ajaran Kristen Katolik ke Nusantara adalah Portugis, yang tengah melakukan penjelajahan dengan tujuan mencari rempah-rempah.
Salah satu tempat yang menjadi tujuan pelayaran Portugis ialah Kepualuan Maluku, yang menjadi pusat rempah-rempah.
Ketika Portugis sampai di Maluku, kehadiran mereka disambut dengan baik oleh Kesultanan Ternate.
Bahkan, Portugis juga diizinkan membangun benteng yang berfungsi sebagai pangkalan militer, pedagang, dan pusat agama di wilayah Ternate yang ada di Maluku Utara.
Misi yang digunakan bangsa Portugis ketika melakukan pelayaran ialah misi Jesuit, sehingga di tempat yang didatangi dan ditempati, mereka akan melakukan pengabaran Injil.
Mereka menganggap pengabaran Injil sebagai penyebaran pesan suci yang perlu dilaksanakan.
Baca juga: Latar Belakang Perlawanan Maluku terhadap Portugis
Orang-orang Portugis menyebarkan ajaran Kristen Katolik kepada penduduk Maluku dengan beragam cara dan metode.
Mereka tidak hanya mengajak orang-orang yang menganut paham animisme dan dinamisme untuk mengimani ajaran Kristen Katolik, tetapi juga berusaha mengajak penduduk yang telah beragama Islam.
Beberapa misionaris terkenal yang menyebarkan agama Katolik di Maluku antara lain Gonzalves Veloso, Fernao Vinagre, dan Simon Vaz.
Simon Vaz bahkan menjadi orang pertama yang mengkristenkan sejumlah bangsawan Ternate, termasuk Sultan Ternate Tabariji (1533-1534).
Pada 1536, Simon Vaz meninggal dunia karena terbunuh. Setelah itu, hadir tokoh militer Portugis, Antonio Golvao, yang membuka sekolah Kristen Katolik di Ternate.