Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soegiarto, Pemain Persebaya yang Gugur di Pertempuran 10 November 1945

Kompas.com - 25/11/2021, 08:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 10 November 1945, Kota Surabaya diguncang pertempuran yang dahsyat. Surabaya dibombardir oleh pasukan Inggris dari darat, laut, dan udara.

Serangan Inggris tak membuat arek-arek Surabaya menyerah. Melalui radio, Bung Tomo berpidato untuk membakar semangat arek-arek Surobaya untuk ikut andil mempertahankan Surabaya dan kemerdekaan Indonesia.

Salah satu yang terpanggil untuk melawan adalah Soegiarto, bek Persebaya.

Baca juga: Mengenang Pertempuran Surabaya, Cikal Bakal Peringatan Hari Pahlawan

Pemain Persebaya ikut perang

Adalah Soegiarto, pemain Persebaya era 1930-an yang ikut andil dalam mempertahankan Surabaya dari gempuran Inggris.

Soegiarto merupakan arek Suroboyo asli yang beralamat di Ngaglik. 

Kisah Soegiarto dituturkan pula oleh Bung Tomo. Bung Tomo mengatakan bahwa ada pemuda dari kalangan olahragawan yang ikut angkat senjata, di antaranya adalah Soegiarto.

Soegiarto yang saat itu menjadi pemain Persebaya, mengganti sepatu sepak bolanya dengan senapan untuk ikut mempertahankan Surabaya dan kemerdekaan Indonesia hingga gugur di medan pertempuran.

Soegiarto tercatat sebagai pemain Persebaya sejak tahun 1938. Ia merupakan pemain belakang andalan Persebaya saat itu.

Ia turut berperan membawa Tim Bajol Ijo juara babak daerah Jawa Timur. Namun, di putaran final perserikatan, Persebaya hanya menjadi juara kedua.

Di era penjajahan Jepang, Soegiarto ikut bersama Persebaya tampil di dua kompetisi sekaligus. Pertama di Jakarta pada 1942 dan di Solo, di mana kompetisi saat itu di bawah organisasi olahraga Tai Iku Kai.

Baca juga: Sejarah Hari Pahlawan dan Semangat Bung Tomo yang Berkobar

Ikut Pertempuran 10 November

Pasca Indonesia merdeka, Belanda masih ingin untuk menguasai Indonesia. Belanda yang datang dengan membonceng Inggris membuat situasi memanas.

Soegiarto ikut andil melebur ke dalam perjuangan dengan memasuki Pasukan Pertahanan Pemuda Kantor Kota.

Pasukan ini memperkuat kubu pertahanan di daerah Kapasan hingga Van Sandict-Straat yang kini menjadi Jalan Residen Sudirman.

Saat itu, Inggris telah berhasil menguasai Alun-Alun Contong hingga ke selatan daerah Kapasan.

Walau pasukan republik menahan gerak laju Inggris di Van Sandict-Straat sekuat tenaga, akhirnya jebol juga.

Di situlah Soegiarto menjadi salah satu pahlawan yang gugur dalam pertempuran Surabaya.

Soegiarto dimakamkan di kuburan massal seberang Lapangan Canalaan (kini taman Remaja Surabaya) yang kini menjadi Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa.

 

Referensi:

  • Prasetya, Dhion. 2018. Persebaya and Them: Jejak Legiun Asing Tim Bajol Ijo. Yogyakarta: Indie Book Corner
  • Bung Tomo. 2008. Pertempuran 10 November 1945: Kesaksian dan Pengalaman Seorang Aktor Sejarah. Jakarta: Visimedia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com