Sewaktu di Jakarta, Putu Wijaya bergabung dengan kelompok Teater kecil yang dipimpin oleh Arifin C Noer.
Putu Wijaya juga menggabungkan diri dengan kelompok Teater Populer pimpinan Teguh Karya.
Di samping itu, Putu Wijaya juga bekerja sebagai redaktur majalah Ekspres.
Setelah tidak lagi menjadi redaktur Ekspres, Putu Wijaya bekerja sebagai redaktur majalah Tempo.
Ketika Putu Wijaya bekerja di Tempo, di sanalah ia mendapat dukungan dari beberapa temannya untuk mendirikan sebuah teater.
Akhirnya, Putu Wijaya pun memutuskan untuk mendirikan teaternya yang bernama Teater Mandiri.
Baca juga: Perkembangan Sastra di Indonesia
Pada tahun 1973, Putu Wijaya mendapat beasiswa untuk belajar drama di Jepang selama satu tahun.
Namun, Putu Wijaya hanya sanggup memanfaatkan beasiswa itu selama tujuh bulan dan kembali ke Indonesia.
Selama di Jepang, Putu Wijaya ikut hidup bersama kelompok masyarakat komunal di Jepang.
Tidak hanya itu, Putu juga turut memberikan pertunjukan sandiwara rakyat keliling yang bernama Swaraji.
Setelah Putu kembali ke Indonesia, ia kembali disibukkan sebagai staf redaksi majalah Tempo.
Tahun 1974, Putu berkesempatan untuk mengikuti lokakarya penulisan kreatif di Lowa City, Amerika Serikat.
Kegiatan ini bernama International Writing Program yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Lowa.
Putu Wijaya mengikuti program tersebut selama kurang lebih satu tahun.
Tahun 1975 Putu kembali ke Tanah Air dan langsung bermain drama dalam Festival Teater Sedunia di Nancy, timur Kota Paris.
Baca juga: Sutan Takdir Alisjahbana, Ahli Tata Bahasa Indonesia