Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PF Dahler, Tokoh Pergerakan Nasional Keturunan Indo-Belanda

Kompas.com - 11/11/2021, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pieter Frederich Dahler, atau lebih dikenal sebagai PF Dahler atau Frits Dahler, adalah seorang politisi dan aktivis keturunan Indo-Belanda dalam pergerakan nasional.

Lahir di Semarang pada 21 Februari 1883, ia mengawali karier sebagai pejabat di kantor pemerintah kolonial Belanda.

Setelah itu, PF Dahler terjun ke dunia pergerakan nasional, menjadi guru di sekolah-sekolah kolonial, hingga menjadi anggota BPUPKI.

Pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, PF Dahler resmi memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Amir Dahlan.

Namun, menjelang akhir hidupnya, ia sempat ditangkap oleh Belanda karena dianggap sebagai pengkhianat.

Bekerja sebagai kontrolir Belanda

Tidak banyak diketahui tentang masa muda ataupun sejarah pendidikan yang pernah ditempuh PF Dahler.

Jejak kariernya dapat ditelusuri ketika ia telah bekerja sebagai kontrolir (pengawas) di Sumatera Barat.

PF Dahler menjalani profesi sebagai pegawai negeri sipil bagi pemerintahan Hindia Belanda antara 1903-1917.

Pada 1918, PF Dahler mulai berkenalan dengan E.F.E. Douwes Dekker, yang kemudian menjadi teman seperjuangannya.

Baca juga: Danudirja Setiabudi (Ernest Douwes Dekker): Kehidupan dan Perjuangan

Terjun sebagai aktivis pergerakan nasional

Mengikuti jejak Douwes Dekker, PF Dahler bergabung dengan Insulinde, yakni organisasi lanjutan dari Indische Partij.

PF Dahler bahkan dipilih sebagai pemimpin Insulinde dan menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) antara 1922-1930, mewakili partainya itu.

Bersama dengan E.F.E. Douwes Dekker, ia menjadi salah satu tokoh pergerakan turunan Belanda yang memperjuangkan pemerintahan otonom untuk Hindia Belanda.

PF Dahler juga mendukung asimilasi antara keturunan Indo-Eropa dan pribumi Indonesia dalam satu nasionalisme Hindia.

Memasuki tahun 1930-an, PF Dahler menjadi jurnalis serta pemimpin redaksi untuk surat kabar Bintang Timoer dan Penindjaoean, di mana ia berteman dengan Amir dan Sam Ratulangi.

Selain itu, PF Dahler juga mengajar di Ksatrian Instituut, yang didirikan oleh E.F.E. Douwes Dekker, dan Pergoeroen Rakjat Batavia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com