Ia tidak suka membaca dan juga membutakan diri terhadap segala macam teori yang ada.
Baca juga: Museum Purbakala Sangiran, Tempat Belajar Evolusi Manusia
Affandi merancang sendiri museumnya dengan menggunakan biaya dari hasil penjualan lukisan-lukisan yang ia buat.
Museum Affandi terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta, berada di tepi Sungai Gajah Wong.
Galeri I yang ia bangun berhasil diselesaikan tahun 1962 yang kemudian diresmikan tahun 1974 oleh Direktur Kebudayaan Umum Prof Ida Bagus Mantra.
Lukisan-lukisan Affandi di Galeri I adalah karya restropektif yang menggambarkan awal kariernya hingga selesai.
Setelah itu, ia lanjut membangun Galeri II yang dibantu oleh Pemerintah Indonesia.
Pembangunan Galeri II dimulai tahun 1987 dan diresmikan tanggal 9 Juni 1988 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Fuad Hassan.
Dalam Galeri II terdapat lukisan teman-teman Affandi, seperti Basuki Abdullah, Popo Iskandar, Hendra Gunawan, Rusli, Fadjar Sidik, dan lain-lain.
Dua tahun setelah Galeri II diresmikan, Affandi menghembuskan napas terakhirnya, tepatnya tanggal 23 Mei 1990.
Tujuh tahun kemudian, tahun 1997, Yayasan Affandi membangun Galeri III yang diresmikan tahun 2000 oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X.
Baca juga: Koleksi Jejak-jejak Sejarah Jenderal Sudirman di Museum Vredeburg
Tidak hanya terkenal di Indonesia, Affandi dan karya-karyanya juga dipandang di mata dunia.
Pelukis dari Nusantara yang memiliki aliran romantisme adalah Affandi.
Para pengagumnya sampai menganugerahi Affandi berbagai sebutan dan julukan, seperti Pelukis Ekspresionis Baru dan Maestro Seni Lukis Indonesia.
Di Florence, Italia, ia diberi gelar Grand Maestro.
Tahun 1977, ia mendapat hadiah Perdamaian dari International Dag Hammershjoeld, Italia.
Di Indonesia, tidak kalah banyak penghargaan yang ia terima. Tahun 1978, Affandi mendapat penghargaan Bintang Jasa Utama dari pemerintah Indonesia.
Referensi: