Maka pada 1030 M, Airlangga menaklukkan Kerajaan Wengker, sementara Raja Panuda yang tengah berkuasa berhasil melarikan diri ke daerah Galuh.
Di daerah itulah Raja Panuda ditangkap dan dihabisi oleh Airlangga, yang juga menghancurkan seluruh istananya.
Airlangga kemudian mengumumkan kepada penduduk bahwa Kerajaan Wengker telah hancur dan wilayahnya berada di bawah kekuasaannya.
Ternyata, penguasa Wengker berhasil bangkit, kemudian membangun keraton di Tapa dan memberontak lagi. Pada 1037, pemberontakan itu kembali ditumpas oleh Airlangga.
Baca juga: Pralaya Medang, Serangan yang Meruntuhkan Kerajaan Mataram Kuno
Nama Kerajaan Wengker muncul kembali ketika Kerajaan Majapahit berkuasa. Dalam Kitab Negarakertagama, disebutkan bahwa Kerajaan Wengker adalah salah satu negeri bawahan Majapahit.
Rajanya bernama Wijaya Rajasa yang bergelar Bhre Wengker. Bhre Wengker adalah paman Raja Hayam Wuruk, yang bertakhta di Majapahit antara 1350-1389 M.
Selain itu, bukti lain keberadaannya dapat dilihat pada Candi Surawana yang ditemukan di Desa Canggu, Pare, Kediri.
Candi ini dibangun untuk memuliakan Bhre Wengker, yang merupakan raja bawahan Majapahit.
Referensi: