Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Manhattan, Program Rahasia di Balik Bom Hiroshima dan Nagasaki

Kompas.com - 13/10/2021, 14:19 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Pada 6 Agustus 1945, pesawat B-29 Enola Gay AS menjatuhkan bom uranium seberat 4,4 ton yang dinamai Little Boy di Hiroshima.

Tiga hari kemudian, bom atom plutonium yang disebut Fat Man, diledakan di atas kota Nagasaki.

Tragedi Hiroshima dan Nagasaki yang menewaskan ratusan ribu jiwa ini menandai berakhirnya Perang Pasifik.

Baca juga: Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II

Dampak Proyek Manhattan

Pasca berakhirnya Perang Pasifik, Proyek Manhattan masih melakukan pengujian senjata di Bikini Atoll dan mengembangkan senjata baru berbasis nuklir.

Proyek ini kemudian secara resmi dibubarkan pada 1947. Berikut ini dampak yang ditimbulkan Proyek Manhattan selama lima tahun beroperasi.

Menimbulkan banyak korban jiwa

Pemboman Hiroshima dan Nagasaki dikenal sebagai tragedi sejarah yang merenggut ratusan ribu jiwa.

Di Hiroshima, bom atom telah meluluh lantakkan lebih dari 70 persen kotanya dan merenggut nyawa sekitar 140.000 jiwa.

Sedangkan di Nagasaki, korban yang berjatuhan diperkirakan mencapai 74.000 jiwa.

Uni Soviet menyusul langkah AS

Segera setelah pemboman di Hiroshima dan Nagasaki, Uni Soviet memulai pengembangan dengan pemilikan proyek bom atom.

Kemudian pada 29 Agustus 1949, Uni Soviet resmi menjadi negara kedua dengan senjata nuklir di dunia setelah berhasil menguji bom atom buatannya.

Menimbulkan kekhawatiran dunia

Setelah Proyek Manhattan, AS dan Uni Soviet mengembangkan fusi senjata atom yang dikenal sebagai bom hidrogen.

Hal ini semakin menimbulkan kekhawatiran dunia akan terjadinya perang nuklir ketika AS dan Uni Soviet terlibat dalam Perang Dingin.

 

Referensi:

  • Pusat Data dan Analisa Tempo. (2019). Sejarah Ledakan Bom Atom Nagasaki Seri 1. Jakarta: Tempo Publishing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com