Selain menguasai Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul juga menguasali seluruh lelembut atau makhluk halus di tanah Jawa dengan pusatnya di Pantai Selatan.
Setelah mendengar bayi Nyi Roro Kidul berkata demikian, Roh Sindhula dari Galuh bersabda bahwa cucunya itu tidak akan bersuami untuk menjaga kesuciannya.
Roh Sindhula juga menyebut bahwa cucunya itu bisa bersuami kelak hanya jika dikawini oleh raja-raja Islam di Jawa.
Dalam perkembangan politik di Jawa sebelum era Kerajaan Mataram Islam, disebutkan bahwa Panembahan Senopati, kakek dari Sultan Agung melakukan semedi di Pantai Selatan.
Hal itu dilakukan guna memohon petunjuk untuk memenangkan peperangan melawang Sultan Pajang.
Konon, semedi yang dilakukan Panembahan Senopati sangat tekun hingga membuat Istana Ratu Pantai Selatan porak poranda.
Ratu Kidul keluar karena tertegun melihat seorang yang gagah tengah bersemedi. Sang Ratu pun jatuh hati dan bersimpuh di kaki Panembahan Senopati.
Setelah bercinta selama tiga hari tiga malam, Ratu Selatan berjanji akan membantu Panembahan Senopati melawan Sultan Pajang dan akhirnya berhasil.
Untuk mengenang peristiwa ini, Sultan Agung membuat tarian bedhaya yang mengisahkan cinta Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul.
Dalam perkembangannya, tarian itu menjadi tradisi wajib saat penobatan raja baru di wilayah Mataram Yogyakarta maupun Surakarta.
Baca juga: Tari Bedhaya Ketawang, Tarian Sakral Keraton Kasunanan Surakarta
Referensi: