KOMPAS.com - Perang Fijar adalah pertempuran antara kabilah Quraisy dan sekutu mereka dari Bani Kinanah melawan kabilah Qais.
Dalam pertempuran ini, Harb bin Umayyah terpilih menjadi komandan perang membawahi Quraisy dan Kinanah.
Perang Fijar terjadi di Nakhlah, suatu tempat yang berada di antara Kota Mekah dan Thaif, dan berlangsung selama empat tahun.
Nabi Muhammad diketahui terlibat dalam perang ini, khususnya dalam Perang Fijar yang terakhir.
Latar belakang terjadinya Perang Fijar masih diperdebatkan, tetapi perang ini diperkirakan terjadi karena persaingan untuk menguasai rute perdagangan di Najd, Arab Saudi.
Kaum Quraisy diketahui mendominasi rute tersebut dan mendanai persenjataan sekutu mereka.
Pihak-pihak yang terlibat bahkan sempat saling membunuh, hingga akhirnya meletus Perang Fijar.
Pertempuran ini dinamakan Perang Fijar (fijar artinya durhaka) karena asal terjadinya dari pelanggaran terhadap undang-undang yang suci.
Pasalnya, perang ini terjadi dalam bulan-bulan suci, kala kabilah-kabilah seharusnya tidak boleh berperang.
Sebenarnya, Perang Fijar yang terjadi lebih banyak berupa bentrokan kecil, bukan perang besar.
Faktor utama yang membuat pertempuran ini begitu terkenal adalah karena terjadi pada bulan-bulan yang diharamkan untuk berperang.
Baca juga: Pertempuran Khaibar: Penyebab dan Jalannya Perang
Perang Fijar berlangsung selama empat tahun, tetapi tidak berjalan terus-menerus. Selain itu, perang ini dapat dibedakan menjadi empat babak, di antaranya:
Perang Fijar al-Baradh adalah peperangan terakhir dan paling dahsyat di antara yang lainnya.
Kala itu, al-Baradh bin Qais membawa kafilah dagang an-Nu'man bin Al-Munzir, memberikan kendalinya kepada Urwah bin Utbah ar-Rihal, ke Mekkah.
Adapun kaum Quraisy yang dipimpin oleh Harb bin Umayyah posisinya berada di tengah pasukan.