KOMPAS.com - Vietnam merupakan negara di Asia Tenggara dengan bentuk pemerintahan Republik Sosialis.
Ideologi komunis masih digunakan di Vietnam, khususnya dalam bidang politik. Republik Sosialis Vietnam masih dikuasai oleh satu partai tunggal hingga kini.
Namun, Partai Komunis Vietnam telah melakukan reformasi sejak 1986, dengan meliberalisasi sektor ekonomi tertentu, yakni dengan membuka pintu bisnis bagi investor asing, mengikuti langkah China.
Kehancuran sosialisme dimulai pada 1989, ketika dalam beberapa bulan satu persatu rezim komunis di Eropa Timur mengalami keruntuhan.
Dimulai dengan Polandia, Bulgaria, Jerman Timur, Cekoslovakia, Rumania, dan pada 1991, Uni Soviet sebagai negara adi kuasa yang berhaluan komunis dan menjadi kiblat banyak negara berideologi komunis, menjadi perpecahan.
Selain Vietnam, negara-negara yang saat ini masih menganut komunisme di antaranya adalah China, Korea Utara, Laos, dan Kuba.
Meski tergolong sebagai negara komunis, sekitar 85 persen penduduk Vietnam adalah penganut Buddha.
Baca juga: Vietnam, Negara ASEAN yang Pernah Terbagi Dua
Meski Konstitusi Vietnam yang kini berlaku sudah merupakan reformasi pasca keruntuhan komunisme di Eropa Timur, bahkan terakhir mengalami perubahan lagi pada 2001, tetapi corak sosialis-komunis tetap dipertahankan.
Jika dilihat, secara keseluruhan ketentuan-ketentuan konstitusional Vietnam mirip dengan Konstitusi Uni Soviet.
Selain memuat ketentuan mengenai kebijakan perekonomian, Konstitusi Vietnam juga memuat ketentuan-ketentuan mengenai kebijakan politik, kebudayaan, pendidikan, ilmu dan teknologi, pertahanan tanah air sosialis, hak dan kewajiban dasar warga negara, majelis nasional, dewan negara, dewan menteri (kabinet), dewan rakyat dan komite rakyat, peradilan dan komisi pengawas keuangan, bendera nasional, lambang negara, lagu nasional, ibukota negara, kekuatan berlakunya serta prosedur perubahan konstitusi.
Ideologi komunis serta ajaran Ho Chi Minh bertujuan menjadikan Vietnam sebagai negara sosialis yang kuat, rakyatnya makmur, masyarakatnya adil beradab serta demokratis.
Akan tetapi, tekanan ekonomi pasar atau kapitalisme membuat Vietnam tidak memiliki pilihan kecuali dengan memberikan keleluasaan membuka ekonomi pasarnya terhadap sistem kapitalisme.
Dengan kata lain, secara ekonomi Vietnam menerapkan cara kapitalisme, tetapi secara politik masih tetap memertahankan komunis dengan ideologi sosialisnya.
Referensi: