Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Invasi Teluk Babi Gagal?

Kompas.com - 25/09/2021, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Hanya beberapa bulan setelah Fidel Castro mengambil alih kekuasaan di Kuba pada 1959, pemerintah Amerika Serikat diam-diam mulai merencanakan untuk menggulingkannya.

Salah satu alasannya karena Castro berideologi komunis dan semakin condong ke Uni Soviet, musuh AS.

Selain itu, Castro juga melakukan sejumlah tindakan yang merugikan dan membuat AS geram.

Di bawah Presiden AS Dwight D. Eisenhower, CIA lantas membentuk tentara kontra-revolusioner di kamp pelatihan rahasia yang terletak di Nikaragua.

Kelompok tentara yang dinamai Brigade 2506 ini sebagian besar terdiri dari penduduk pelarian dari Kuba yang anti-Castro.

Ketika John F. Kennedy terpilih sebagai presiden AS ke-35 pada November 1960, ia mewarisi skema untuk menyerang Kuba menggunakan tenaga Brigade 2506.

Misi yang dikenal sebagai Ivasi Teluk Babi ini dilaksanakan pada 15 April 1961.

Pada hari itu, Brigade 2506 yang telah dilatih oleh CIA melakukan invasi militer ke Teluk Babi.

Akan tetapi, invasi yang dilancarkan dari Nikaragua dan Guatemala ini dapat dikalahkan oleh Tentara Revolusioner Kuba di bawah komando Castro dengan mudah, yakni hanya dalam waktu tiga hari.

Bahkan Invasi Teluk Babi disebut sebagai salah satu kegagalan militer terbesar dan paling memalukan dalam sejarah AS.

Lantas, apa yang menyebabkan Invasi Teluk Babi menemui kegagalan padahal telah dirancang selama dua tahun?

Baca juga: Invasi Teluk Babi di Kuba (1961)

Terbongkarnya penyamaran pesawat CIA

Invasi Teluk Babi dimulai sejak pagi hari, dimulai dengan pilot terlatih CIA menerbangkan pesawat pengebom B-26 era Perang Dunia II yang dicat agar terlihat seperti pesawat Kuba.

Tujuan dari kamuflase ini adalah meyakinkan dunia bahwa pergolakan dilakukan oleh rakyat Kuba sendiri yang anti-Castro.

Pagi itu, delapan pesawat B-26 dikirim untuk menghancurkan lapangan terbang Castro bersama angkatan udaranya.

Akan tetapi, misi penyamaran pesawat B-26 terbongkar oleh wartawan, yang langsung mengetahui dalang di balik serangan itu adalah AS.

Hal itu tidak hanya membuat AS terpojok, tetapi B-26 gagal menghancurkan semua pesawat Castro untuk mengendalikan langit Kuba.

Pembatalan serangan udara kedua

Sejarawan CIA, Pfeiffer, mengatakan penyebab paling jelas dari kegagalan Invasi Teluk Babi adalah keputusan Presiden Kennedy untuk membatalkan rencana serangan udara kedua yang seharusnya dapat mendukung misi pesawan pengebom B-26.

Namun, akibat kegagalan penyamaran pesawat B-26, perhatian dunia langsung tertuju pada AS.

Apabila AS melancarkan serangan kedua dan terbukti menjadi dalang di balik serangan itu, maka Perang Dunia III bisa saja meletus.

Hal itu memaksa Presiden Kennedy membuat keputusan sulit, yakni membatalkan serangan udara kedua yang seharusnya dilancarkan pada 17 April.

Padahal, serangan kedua ini diharapkan dapat menghancurkan sisa angkatan udara Castro dan membuka jalan bagi pasukan amfibi yang terdiri dari 1.400 orang.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Invasi AS di Teluk Babi

CIA tidak mengenal kondisi lokasi pendaratan

CIA telah merencanakan skenario pendaratan pasukan amfibinya selama berbulan-bulan.

Meski telah menugaskan agen untuk mengambil ratusan foto lokasi pendaratan dari udara, CIA ternyata masih melewatkan satu rintangan besar, yakni hamparan karang yang luas dan sangat tajam.

Para ahli CIA mengira bahwa hamparan karang tersebut adalah rumput laut.

Karena kecerobohan itu, laju kapal menjadi terhambat dan pendaratannya pun terlambat.

Seharusnya, pasukan amfibi yang terdiri dari sekitar 1.400 orang dijadwalkan dapat mendarat secara diam-diam di pantai sebelum fajar dan membangun persiapan sebelum tentara Castro bangun.

Akan tetapi, karena hambatan batu karang, rencana tersebut berantakan dan kedatangan mereka diketahui oleh angkatan udara Castro.

Terlebih lagi, beberapa bulan sebelumnya Castro telah mendengar desas-desus akan adanya serangan yang dialamatkan kepadanya. Sejak itu, ia pun semakin waspada dan memperkuat pertahanan negaranya.

Alhasil, kapal-kapal Brigade 2506 menjadi sasaran empuk angkatan udara Castro.

Perbekalan, senjata, dan perlengkapan medis Brigade 2506 lenyap dalam serangan, dan mereka pun terlibat baku tembak dengan militer Kuba.

Baca juga: Gagalnya Invasi Teluk Babi, Tamparan Castro Bagi Amerika Serikat

Tidak mendapat dukungan pemberontak Kuba

Para ahli memperkirakan, CIA berharap serangan Brigade 2506 dapat memicu pemberontakan oleh musuh-musuh Castro di Kuba.

Akan tetapi, CIA salah besar, karena semua rakyat yang anti-Castro telah meninggalkan Kuba atau mendekam di penjara.

Oleh karena itu, ketika tentara Castro mendekat ke pantai dan bersiap mengepung, pasukan Brigade 2506 tidak dapat berkutik.

Brigade 2506 tentunya kewalahan menghadapi sekitar 20.000 orang militer Kuba. Castro pun menyadari bahwa Brigade 2506 telah terdesak dan tidak memiliki amunisi, kiriman bantuan tentara, ataupun jalan keluar untuk melarikan diri.

Pada 19 April sore hari, sekitar 1.200 anggota Brigade 2506 yang tersisa akhirnya menyerahkan diri.

Penyerahan diri tersebut menandai gagalnya penggulingan Castro dan menjadi salah satu tragedi paling memalukan dalam sejarah AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com