Bahkan, Sondong Majerukn tewas dalam perkelahian bersama Sondong Makerti.
Saat pernikahan berlangsung, tiba-tiba Rara pergi melarikan diri bersama dengan Dalang Sapanyana.
Adipati Yudhapati merasa sangat dipermalukan, sehingga ia menyatakan permusuhan dengan Adipati Carangsoka.
Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka memimpin pertempuran, tetapi gugur. Pertempuran dilanjutkan oleh adik kandung Raden Kembangjaya.
Dengan dibantu Dalang Sapanyana, Raden Kembangjaya berhasil menggugurkan Adipati Paranggardua, Yudhapati, dan putra lelakinya.
Sebagai bentuk penghargaan, Raden Kembangjaya kemudian dinikahkan dengan Rara Rayungwulan oleh Adipati Carangsoka.
Baca juga: Biografi Raden Patah, Raja Pertama Kerajaan Demak
Untuk memperluas wilayah kekuasaannya, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengna mengganti nama Kadipati Pesantenan dengan gelar Adipati Jayakusuma.
Adipati Jayakusuma ini memiliki putra tunggal bernama Raden Tambra. Setelah ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Adipati Pesantenan.
Setelah itu, untuk kembali mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan wilayahnya, Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahannya dari Kadipaten Pesantenan menuju ke arah barat, yaitu Kadipaten Pati.
Diperkirakan perpindahan pusat pemerintahan dari Kadipaten Pesantenan ke Kadipaten Pati terjadi antara bulan Juli dan Agustus 1323 M.
Ada tiga tanggal baik, yaitu 3 Juli, 7 Agustus, dan 14 Agustus 1323.
Akhirnya, pada 28 September 1993 di Pendopo Kadipaten Pati, diputuskan bahwa tanggal 7 Agustus 1323 sebaga hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati.
Tanggal 7 Agustus 1323 pun ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Pati dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 2/1994 tanggal 31 Mei 1994.
Baca juga: Daftar Kabupaten dan Kota di Indonesia
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pati Nomor 3 Tahun 1993, semboyan Pati berbunyi Bumi Mina Tani, yang memiliki arti:
B: Berdaya, berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita
U: Upaya, usaha dalam mencapai cita-cita
M: Menuju, arah atau tujuan yang ingin dicapai sesuai identitas daerah
I: Identitas Pati, ciri kekhususan, sehingga masyarakat dapat menemukan jati dirinya
M: Makmur, cita-cita hidup yang diidamkan seluruh bangsa
I: Ideal, harapan masyarakat yang ingin dicapai
N: Normatif, harapan masyarakat dan pemerintah agar dicapai suatu keadaan
A: Adil, cita-cita bangsa yang didambakan sesuai Pancasila dan UUD 1945
T: Tertib, keadaan yang diharapkan, yaitu tertib pemerintah dan tertib masyarakatnya
A: Aman, keadaan di mana masyarakat benar-benar merasa aman
N: Nyaman, keadaan di mana masyarakat merasa enak, sejuk, sehat, dan segar
I: Indah, sebagai cita-cita pendukung yaitu kondisi estetika dambaan masyarakat