Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Sri Sultan Hamengkubuwono II

Kompas.com - 23/09/2021, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Oleh sebab itu, tanggal 19 Juni 1812, pasukan Inggris dibantu Mangkunegaran menyerbu Yogyakarta.

Dalam pertempuran ini, Hamengkubuwono II mengalami kekalahan, ia ditangkap dan dibuang ke Pulau Penang.

Hamengkubuwono III kembali diangkat sebagai raja Yogyakarta.

Baca juga: Mengapa Daendels Dipanggil Pulang ke Belanda?

Periode Ketiga

Tahun 1825, terjadi perlawanan Pangeran Diponegoro, putra Hamengkubuwono III terhadap Belanda.

Pada masa itu, raja yang sedang bertahta adalah Hamengkubuwono V.

Perlawanan dari Pangeran Diponegoro dituai banyak dukungan dari para rakyat.

Untuk menarik simpati mereka, pemerintah Hindia mendatangkan Hamengkubuwana II dan menggeser kedudukan Hamengkubuwono V.

Hamengkubuwono II kembali memimpin sebagai raja Yogyakarta pada 18 Agustus 1826.

Kedatangan Hamengkubuwono II ini sedikit banyak melemahkan kekuatan Diponegoro.

Dalam masa itu, Sultan berusaha keras untuk menertibkan keadaan dan mengembalikan keamanan di wilayahnya.

Kematian

Setelah memimpin Yogyakarta selama tiga periode, Sultan Hamengkubuwono II wafat pada 3 Januari 1828 setelah menderita sakit radang tenggorokan dan usia tua.

Kedudukannya pun kembali dipegang oleh cicitnya, yaitu Hamengkubuwono V.

Jenazah Hamengkubuwono II dimakamkan di kompleks pemakaman Kotagede.

Peninggalan

Sri Sultan Hamengkubuwono II meninggalkan karya-karya momumental, mulai dari membentuk satuan keprajuritan yang dilengkapi dengan persenjataan yang lebih baik.

Ia juga membangun Benteng Baluwarti yang dilengkapi meriam guna melindungi keraton dari serangan luar.

Kemudian, Hamengkubuwono II juga memiliki peninggalan dalam bidang sastra, seperti Babad Nitik Ngayogya dan Babad Mangkubumi. 

Dua karya ini menceritakan tentang perjuangan berdirinya Keraton Yogyakarta. 

Selain itu, Hamengkubuwono II juga memerintahkan untuk membuat berbagai bentuk wayang kulit. 

Referensi:

  • Marihandono, Djoko dan Harto Juwono. (2008). Sultan Hamengkubuwana II Pembela Tradisi dan Kekuasaan Jawa. Yogyakarta: Banjar Aji.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua dan Wakil Ketua PPKI

Ketua dan Wakil Ketua PPKI

Stori
Perlawanan Jerman terhadap Hitler

Perlawanan Jerman terhadap Hitler

Stori
Kenapa Keibodan Dibubarkan Jepang?

Kenapa Keibodan Dibubarkan Jepang?

Stori
Peralatan Manusia Purba pada Zaman Paleolitikum

Peralatan Manusia Purba pada Zaman Paleolitikum

Stori
Perbedaan Tiga Serangkai dan Empat Serangkai

Perbedaan Tiga Serangkai dan Empat Serangkai

Stori
Mengapa Hanya Lima Nabi yang Mendapat Gelar Ulul Azmi?

Mengapa Hanya Lima Nabi yang Mendapat Gelar Ulul Azmi?

Stori
Sejarah Nuzulul Quran

Sejarah Nuzulul Quran

Stori
Watangan Matah dalam Pertunjukan Calonarang di Bali

Watangan Matah dalam Pertunjukan Calonarang di Bali

Stori
Kenapa Semarang Disebut Kota Atlas?

Kenapa Semarang Disebut Kota Atlas?

Stori
Kisah Pangeran Diponegoro Ditangkap dan Diasingkan Belanda

Kisah Pangeran Diponegoro Ditangkap dan Diasingkan Belanda

Stori
Motif Utama Jepang dalam Menginvasi Indonesia

Motif Utama Jepang dalam Menginvasi Indonesia

Stori
Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-7

Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-7

Stori
Perbedaan Masjid Al-Aqsa dan Dome of The Rock

Perbedaan Masjid Al-Aqsa dan Dome of The Rock

Stori
Sejarah Selat Muria yang Menghilang pada Abad ke-17

Sejarah Selat Muria yang Menghilang pada Abad ke-17

Stori
Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-13

Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-13

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com