Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Karya Sastra Kerajaan Kediri dan Majapahit Berkembang Pesat?

Kompas.com - 21/09/2021, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada masa Kerajaan Kediri dan Majapahit, karya sastra mengalami perkembangan sangat pesat.

Bahkan masa pemerintahan Kerajaan Kediri disebut sebagai zaman keemasan Jawa kuno.

Sebab, dari masa ini dihasilkan karya-karya sastra, terutama dalam bentuk kakawin, yang sangat penting dan bermutu tinggi.

Lantas, mengapa karya sastra di Kerajaan Kediri dan Majapahit dapat berkembang pesat?

Perhatian raja terhadap kesusastraan

Salah satu alasan karya sastra di Kerajaan Kediri dan Majapahit berkembang pesat adalah berkat perhatian raja-rajanya terhadap kehidupan kebudayaan kerajaan, terutama dalam hal kesusastraan.

Selain itu, para pujangga juga kebebasan berpikir dalam mengembangkan seni sastra oleh rajanya.

Oleh karenanya, tidak heran apabila pada masa Kerajaan Kediri dan Majapahit berdiri, melahirkan banyak karya sastra.

Dari masa Kerajaan Kediri, terdapat beberapa pujangga yang terkenal akan karya sastranya.

Mereka adalah Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, yang bersama-sama menggubah Kitab Bharatayuddha pada masa pemerintahan Raja Jayabaya.

Dalam gubahan Kitab Bharatayuddha itu, nama Jayabaya kerap disebut sebagai bentuk sanjungan terhadap raja.

Baca juga: Kitab Bharatayuddha: Pengarang, Sejarah, dan Kisahnya

Mpu Panuluh sendiri juga menggubah Kitab Hariwangsa ketika Raja Jayabaya berkuasa, dan Kitab Gatotkacasraya pada masa pemerintahan Raja Jayakarta.

Kemudian Mpu Dharmaja menggubah Kitab Smaradahana pada periode kekuasaan Raja Kameswara, sementara Mpu Monaguna dan Mpu Triguna masing-masing menggubah Kitab Sumanasantaka dan Kitab Kresnayana ketika Kediri diperintah oleh Sri Warsajaya.

Pada masa kekuasaan Raja Kameswara, lahirlah Kitab Wertasancaya karangan Mpu Tanakung, yang berisi petunjuk tentang cara membuat syair yang baik.

Kesusastraan di zaman Majapahit

Kesusastraan Majapahit merupakan kelanjutan dari tradisi kesarjanaan Kawi Jawa Hindu-Buddha yang menghasilkan syair kakawin yang telah berkembang sejak abad ke-9.

Kerajaan ini pun mempunyai peninggalan berupa karya sastra yang jumlahnya tidak kalah banyak dari Kerajaan Kediri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com