Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Daendels Dipanggil Pulang ke Belanda?

Kompas.com - 15/09/2021, 16:25 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada akhir abad ke-18, Perancis berhasil menguasai Belanda dan membentuk pemerintahan baru yang disebut Republik Bataaf.

Republik Bataaf dipimpin oleh Louis Napoleon, adik Napoleon Bonaparte.

Perkembangan politik di Belanda ini juga memengaruhi kondisi politik di Indonesia, sebagai negeri jajahannya.

Untuk menjalankan kekuasaan dan pemerintahan Kerajaan Belanda di Indonesia, pada 1808 Louis Napoleon menunjuk Herman Willem Daendels dan mengangkatnya sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36.

Akan tetapi, masa kekuasaan Daendels di Indonesia tidak lama, yakni hanya tiga tahun saja, dan setelah itu dipanggil pulang ke Belanda.

Lantas, mengapa Daendels dipanggil oleh pemerintah kolonial untuk kembali ke negaranya?

Tugas Daendels

Pemilihan Daendels tentunya bukan tanpa alasan. Ia ditunjuk oleh Pemerintahan Republik Bataaf karena dikenal sebagai tokoh muda yang revolusioner.

Tugas utamanya sebagai gubernur jenderal adalah mempertahankan Jawa agar tidak dikuasai Inggris.

Daendels juga harus memperkuat pertahanan, memperbaiki administrasi pemerintahan, dan memperbaiki kehidupan sosial ekonomi di Nusantara, khususnya Jawa.

Baca juga: Kebijakan Daendels di Indonesia

Daendels adalah salah satu patriot Belanda yang sangat terpengaruh semangat Revolusi Perancis.

Semangat tersebut kemudian diaplikasikan dalam menjalankan kekuasaan di Indonesia, yakni dengan menghapuskan praktik feodalisme agar masyarakat lebih produktif.

Dipanggil pulang ke Belanda

Dalam mengemban tugas, Daendels membentuk kebijakan yang mencakup bidang politik dan pemerintahan, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta peradilan.

Akan tetapi, dalam perkembangannya Daendels berubah menjadi sosok diktator yang sering memaksakan kehendak, baik kepada penduduk lokal maupun rekan-rekan sebangsanya.

Kesalahan terbesarnya ketika menjalankan pemerintahan adalah menjual tanah kepada pihak swasta dan hasilnya digunakan untuk memperkaya diri sendiri.

Padahal ia selalu memberi hukuman berat terhadap pegawai dan pejabat Belanda yang melakukan korupsi.

Selama tiga tahun memerintah, Daendels juga dianggap gagal melaksanakan tugasnya karena program yang dijalankan dinilai merugikan negara akibat korupsi semakin merajalela.

Akhirnya, Louis Napoleon sebagai raja Belanda pada tahun 1811 memanggil Daendels kembali ke Belanda karena Daendels bertindak kejam dan sewenang-wenang, serta telah melakukan korupsi.

Ia kemudian digantikan oleh Jan Willem Janssen, yang ditugaskan untuk memperbaiki keadaaan Nusantara.

 

Referensi:

  • Makfi, Samsudar. (2019). Masa Penjajahan Kolonial. Singkawang: Maraga Borneo Tarigas.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com