Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Front Barat Perang Dunia I

Kompas.com - 15/09/2021, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Front Barat adalah teater perang utama selama Perang Dunia I.

Front Barat berlangsung sejak 4 Agustus 1914 hingga 11 November 1918 yang melibatkan dua pihak utama, yaitu Aliansi Sekutu (Inggris, Italia, Perancis, dan Rusia) dan Aliansi Sentral (Jerman, Austria-Hongaria, Turki).

Antara tahun 1915 dan 1917, ada beberapa serangan besar di sepanjang front ini.

Serangan tersebut menggunakan pengeboman artileri besar-besaran dan memobilisasi gerakan maju infanteri.

Di antara serangan-serangan yang terjadi, yang paling mengenaskan adalah Pertempuran Verdun (1916), menewaskan 700.000 orang.

Kemudian Pertempuran Somme (1916) menewaskan lebih dari satu juta jiwa, dan Pertempuran Passchendaele (1917) menewaskan sekitar 600.000 korban.

Setelah banyaknya pertumpahan darah, akhirnya gencatan senjata dilakukan. Ketentuan perdamaian disepakati dengan ditandatanganinya Perjanjian Versailes tahun 1919.

Baca juga: Sejarah Perang Dunia I (1914-1918)

Rencana Pertempuran

1914

Saat pecahnya Perang Dunia I, tahun 1914, Angkatan Darat Jerman menjalankan versi modifikasi dari Rencana Schlieffen, yang dirancang untuk menyerang Prancis melalui Belgia.

Tujuannya adalah untuk mengepung Angkatan Darat Prancis di perbatasan Jerman.

Tentara di bawah Jenderal Jerman Alexander von Kluck dan Karl von Bulow menyerang Belgia pada 4 Agustus 1914.

Pertempuran pertama di Belgia adalah Pengepungan Liege yang berlangsung sejak 5 Agustus hingga 16 Agustus.

Liege dibentengi dengan baik dan mengejutkan Angkatan Darat Jerman di bawah von Bulow dengan tingkat perlawanannya.

Artileri berat Jerman mampu menghancurkan benteng utama hanya dalam waktu beberapa hari.

Menyusul jatuhnya Liege, ibu kota Belgia, Brussel, juga jatuh ke tangan Jerman pada 20 Agustus.

Selain pengepungan Belgia, terjadi pengepungan lain juga di Namur, yang berlangsung sekitar tanggal 20-23 Agustus 1914.

Di Namur, Prancis memiliki lima Angkatan darat yang ditempatkan di perbatasan mereka.

Prancis merencanakan serangan perang bernama Rencana XVII, dimaksudkan untuk merebut Alsace-Lorraine.

Tanggal 7 Agustus, Korps VII menyerang Alsace dengan maksud untuk merebut Mulhouse dan Colmar.

Serangan utama pun diluncurkan pada 14 Agustus, di mana Angkatan Darat ke-1 dan ke-2 menyerang Sarrebourg-Morhange di Lorraine.

Sesuai dengan Rencana Schlieffen, Jerman mundur.

Namun, pasukan cadangan Jerman kembali melakukan perlawanan.

Pada akhirnya, Angkatan Darat Jerman berhasil menyapu bersih Belgia, mengeksekusi warga sipil, dan menghancurkan desa-desa.

Baca juga: Dampak Perang Dunia I di Berbagai Bidang

Pertempuran Pertama Marne

Angkatan Darat Jerman berjarak 70 km dari Paris pada Pertempuran Marne Pertama yang berlangsung sejak 6-12 September.

Pasukan Prancis dan Britania memaksa Jerman untuk mundur dengan memanfaatkan celah yang muncul antara Angkatan Darat ke-1 dan ke-2, mengakhiri majunya Jerman menuju Prancis.

Angkatan Darat Jerman pun mundur ke utara Sungai Aisne dan berkubu di sana, membangun Front Barat yang statis yang berlangsung selama tiga tahun ke depan.

Pertempuran Ypres

Sejak 19 Oktober hingga 22 November, pasukan Jerman terus berupaya melakukan terobosan terakhir mereka tahun 1914 selama Pertempuran Ypres.

Dalam pertempuran ini, Jerman melawan Prancis dengan menggunakan senjata kimia yang mematikan, yaitu gas air di Ypres.

Namun, keberhasilan serangan ini berhasil dicegah, karena Sekutu melawannya dengan memperkenalkan masker gas.

Pasca-pertempuran, Erich von Falkenhayn pun menilai bahwa tidak mungkin Jerman memenangkan perang.

Akhirnya, tanggal 18 November 1914, ia meminta solusi diplomatik, tetapi Kanselir Theobald von Bethmann-Hollweg, Paul von Hindenburg, dan Erich Ludendorff tidak setuju.

Baca juga: Perang Saudara Amerika: Penyebab, Jalannya Pertempuran, dan Dampak

Rencana Joffre

Antara pantai dan Vosges terdapat tonjolan ke barat di garis parit, dinamakan tonjolan Noyon untuk kota Prancis.

Rencana Joffre 1915 adalah menyerang tonjolan pada kedua sisi untuk memotongnya.

Angkatan darat ke-4 telah menyerang Champagne dari tanggal 20 Desember 1914 hingga 17 Maret 1915.

Serangan dilakukan oleh empat divisi di sepanjang front, didahului dengan badai pengeboman yang berlangsung selama 35 menit.

Dalam melakukan perlawanan, Jerman menggerakkan pasukan cadangan militer dan melancarkan serangan balik.

Akan tetapi, karena Britania telah menghabiskan sepertiga perbekalan amunisinya, akhirnya mereka gagal.

Peperangan Udara

Tahun 1915, diperkenalkan pesawat khusus untuk pertempuran udara.

Pada 1 April, pilot Prancis Roland Garros menjadi orang pertama yang menembak jatuh sebuah pesawat musuh dengan menggunakan senapan mesin.

Beberapa minggu kemudian, Garros mendarat darurat di belakang garis Jerman.

Pesawatnya pun ditangkap dan dikirim kepada Insinyur Belanda Anthony Fokker, yang kemudian menghasilkan perkembangan pesat.

Senapan mesin disinkronkan dengan baling-baling sehingga dapat menembak dalam interval ketika bilah baling-baling berada di luar garis tembakan.

Sejak saat itu, perkembangan pesawat tempur pun kian meningkat.

Baca juga: Reunifikasi Jerman: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampaknya

Serangan Musim Semi

Pertempuran Artois Kedua disebut juga Serangan Entente terakhir pada musim semi.

Pada 9 Mei, Angkatan Darat Prancis ke-10 menyerang Jerman setelah pengeboman enam hari.

Mengetahui kondisi tersebut, Jerman pun menyerang balik dan mendorong Prancis kembali ke titik awal mereka, karena pasukan cadangan Prancis telah ditahan.

Serangan Musim Gugur

Bulan September 1915, para Sekutu Entente melancarkan serangan lainnya, dengan Pertempuran Artois Ketiga, Pertempuran Champagne Kedua oleh Prancis dan Britania di Loos.

Prancis sendiri sudah mempersiapkan aksi ini selama musim panas.

Prancis juga mendapat kemudahan dalam menyerang Britania, karena mereka lebih banyak menguasai daerah garis depan.

Akhirnya, bom pun ditembakkan pada 22 September.

Tanggal 25 September, Prancis melakukan serangan utama mereka dan membuat kemajuan yang bagus, meskipun melewati belitan kawat berduri dan pos senapan mesin.

Referensi:

  • Alexander, Martin S. (2003). The Republic in Danger: General Maurice Gamelin and the Politics of French Defence, 1933–1940. Cambridge University Press.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Pura Kahyangan Tiga di Bali

Sejarah Pura Kahyangan Tiga di Bali

Stori
Sejarah Koperasi di Dunia

Sejarah Koperasi di Dunia

Stori
Sejarah Senam di Dunia

Sejarah Senam di Dunia

Stori
Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Stori
Kisah Perjuangan RA Kartini

Kisah Perjuangan RA Kartini

Stori
Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Stori
Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com